SMAN 3 Sukabumi jadi percontohan UN online
8 April 2015 21:47 WIB
ilustrasi Uji Coba Ulang UN Online Sejumlah siswa mengikuti uji coba ulang Ujian Nasional Computer Based Test (UN CBT) di SMK Negeri 1 Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (7/4). (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko) ()
Sukabumi (ANTARA News) - SMA Negeri 3 Kota Sukabumi, Jawa Barat menjadi sekolah percontohan di Kota Sukabumi dalam pelaksanaan Ujian Nasional atau UN online yang dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
"Kami sudah menyiapkan 120 unit komputer yang disiapkan di tiga ruangan berbeda, masing-masing 40 unit, selain itu akses internetnya pun terus kami perbaiki agar tidak ada kendala," kata Humas SMAN 3 Kota Sukabumi, Ucep di Sukabumi, Rabu.
Menurutnya, pelaksanaan UN yang digelar pada 13 April 2015 hanya sekolah ini yang melaksanakan UN secara online atau salah satu termasuk dari 548 sekolah di Indonesia.
Selain itu, antisipasi terjadinya genjala nonteknis pihaknya juga menyiapkan dua genset masing-masing 9 ribu watt, 10 unit komputer cadangan dan server sebanyak tiga unit.
Adapun peserta UN yang terdaftar sebanyak 347 siswa dan sudah melakukan simulasi atau try out sebanyak empat kali. Diharapkan, UN online yang dilakukan perdana ini tidak ada masalah, walaupun diakui masih ada kekhawatiran seperti anak didik yang tak bisa mengerjakan soal secara online dan kendala lainnya.
"Namun semua kendala sudah kami antisipasi dari yang terkecil hingga yang terbesar, dan yang terpenting saat ini bagaimana membuat peserta UN nyaman," tambahnya.
Lanjut dia, untuk teknis pelaksanaannya nanti pada H-3 panitia harus mengunduh soal-soal yang dipersiapkan untuk para peserta. Kemudian setiap jawaban terlebih dahulu dikumpulkan di panitia lokal sebelum diserahkan ke panitia nasional di Jakarta yang melalui aplikasi khusus.
Pihaknya juga optimis perserta didiknya yang akan melaksanakan UN online lulus 100 persen, walaupun sistem ini baru pertama dilaksanakan.
Sementara itu, siswi kelas XII IPS 2 SMAN 3 Kota Sukabumi Gina Maratu Solihati mengatakan sempat ada kekhawatiran dari dirinya yang akan melaksanakan UN online ini, tetapi sudah diantisipasinya dengan cara mempersiapkan diri seperti melakukan simulasi, sehingga dirinya optimis bisa lulus.
"Ternyata dengan cara online lebih praktis karena tidak perlu khawatir pensil potong atau lembar jawaban yang kotor. Tapi yang saya khawatirkan jika ada kendala lainnya seperti jaringan internet," katanya.
"Kami sudah menyiapkan 120 unit komputer yang disiapkan di tiga ruangan berbeda, masing-masing 40 unit, selain itu akses internetnya pun terus kami perbaiki agar tidak ada kendala," kata Humas SMAN 3 Kota Sukabumi, Ucep di Sukabumi, Rabu.
Menurutnya, pelaksanaan UN yang digelar pada 13 April 2015 hanya sekolah ini yang melaksanakan UN secara online atau salah satu termasuk dari 548 sekolah di Indonesia.
Selain itu, antisipasi terjadinya genjala nonteknis pihaknya juga menyiapkan dua genset masing-masing 9 ribu watt, 10 unit komputer cadangan dan server sebanyak tiga unit.
Adapun peserta UN yang terdaftar sebanyak 347 siswa dan sudah melakukan simulasi atau try out sebanyak empat kali. Diharapkan, UN online yang dilakukan perdana ini tidak ada masalah, walaupun diakui masih ada kekhawatiran seperti anak didik yang tak bisa mengerjakan soal secara online dan kendala lainnya.
"Namun semua kendala sudah kami antisipasi dari yang terkecil hingga yang terbesar, dan yang terpenting saat ini bagaimana membuat peserta UN nyaman," tambahnya.
Lanjut dia, untuk teknis pelaksanaannya nanti pada H-3 panitia harus mengunduh soal-soal yang dipersiapkan untuk para peserta. Kemudian setiap jawaban terlebih dahulu dikumpulkan di panitia lokal sebelum diserahkan ke panitia nasional di Jakarta yang melalui aplikasi khusus.
Pihaknya juga optimis perserta didiknya yang akan melaksanakan UN online lulus 100 persen, walaupun sistem ini baru pertama dilaksanakan.
Sementara itu, siswi kelas XII IPS 2 SMAN 3 Kota Sukabumi Gina Maratu Solihati mengatakan sempat ada kekhawatiran dari dirinya yang akan melaksanakan UN online ini, tetapi sudah diantisipasinya dengan cara mempersiapkan diri seperti melakukan simulasi, sehingga dirinya optimis bisa lulus.
"Ternyata dengan cara online lebih praktis karena tidak perlu khawatir pensil potong atau lembar jawaban yang kotor. Tapi yang saya khawatirkan jika ada kendala lainnya seperti jaringan internet," katanya.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: