Jakarta (ANTARA News) - Sembilan ibu-ibu dari Rembang melakukan aksi di depan Istana Negara, Senin, dengan harapan bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membatalkan pembangunan pabrik semen di Rembang dan di Kendeng, Jawa Tengah.

Ibu-ibu yang menyebut diri "Sembilan Kartini dari Rembang" itu mengenakan kebaya yang dipadukan jarik serta memakai caping.

Dengan kompak mereka memukul alu ke arah lesung yang biasa digunakan untuk menumbuk padi. Bunyi lesungan itu beradu dengan suara deru motor yang lalu lalang.

"Semoga saja kedatangan kami dari Rembang bisa diterima Pak Jokowi, supaya Pak Jokowi tahu ada konflik di Rembang dan ada pembangunan pabrik semen. Kami berharap petani dinomorsatukan, kedaulatan pangan harus dipertahankan sebagaimana visi misi Pak Jokowi," kata Sukinah.

Sukinah dan perempuan Rembang lainnya telah bertahan hampir 300 hari di tenda perjuangan yang mereka dirikan di lokasi pembangunan pabrik PT Semen Indonesia di pegunungan karst, Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.

Namun, upaya mereka menyuarakan perjuangan atas sumber-sumber kehidupan yang terancam dengan industri semen belum membuahkan hasil karena sampai saat ini alat-alat berat masih lalu lalang di lokasi pembangunan pabrik.

"Sampai saat ini belum ada perubahan. Seharusnya saling menghargai, selama persidangan alat berat dihentikan dulu. Ternyata tidak dihiraukan," jelas Sukinah.

Warga Kabupaten Rembang yang tinggal di sekitar proyek pabrik semen mengajukan gugatan atas terbitnya izin lingkungan PT Semen Indonesiadi Pengadilan Tata Usaha Semarang.

Pembangunan pabrik semen juga mengancam wilayah Pati. Di daerah tersebut, izin lingkungan rencana penambangan sudah keluar untuk pabrik yang berbeda. Padahal pada tahun 2006, rencana pembangunan pabrik semen di Patisudah ditolak oleh warga yang memenangkan pengadilan.

"Padahal dulu pernah ada perusahaan mau coba bangun pabrik di Pati tetapi akhirnya gagal dan mundur. Sekarang ada lagi," ujar Gunarti, perwakilan dari warga Pati.

"Kami mau mengingatkan Pak Jokowi supata pabrik semen tidak didirikan di Jawa Tengah karena merupakan lumbung pangan di nusantara. Sedangkan Pegunungan Kendeng adalah sumber mata air dan menjadi sandaran hidup petani di sana," jelasnya.

Ibu-ibu Rembang itu pun akan terus melanjutkan aksi mereka sampai bisa bertemu dengan Presiden Jokowi untuk membicarakan nasib para petani dan keselamatan pegunungan Kendeng.