Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menyatakan, sejauh ini sudah sekitar 700 WNI yang berhasil dievakuasi dari Yaman dan dipulangkan kembali ke Tanah Air.

"700 WNI itu berhasil dipulangkan ke Indonesia dalam beberapa tahap evakuasi," kata dia, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Pada Desember 2014, pemerintah mengevakuasi 332 WNI. Kemudian, upaya evakuasi pada Februari hingga Maret 2015 berhasil memulangkan 148 WNI.

"Lalu pada Minggu, 5 April sebanyak 110 WNI tiba di Indonesia. Dan hari ini 110 WNI lain sudah dalam perjalanan dan akan tiba di Indonesia," ujar Marsudi.

Dia lebih lanjut mengungkapkan terdapat 92 WNI yang sudah berada di luar Yaman, tetapi belum sampai di Indonesia.

"Itu dengan perhitungan, di Jizan 42 orang, 40 orang masuk ke Jizan dari al-Hudayda. Dan ada 10 orang di Djibouti. 92 ini siap dievakuasi," kata dia. Jizan dan al-Hudayda berada di Yaman

Sebelumnya, pada Sabtu (4/4), Tim Percepatan Evakuasi WNI yang berangkat dari Jakarta, Kamis lalu, berhasil masuk ke kota Tareem melalui perbatasan Yaman-Oman.

Tim evakuasi itu telah berkoordinasi dengan WNI yang ada di Tareem, Al Mukalla, dan kota lainnya di daerah Hadhramaut untuk mempersiapkan proses evakuasi.

Tim Relawan Percepatan Evakuasi yang di pimpin Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Hadhramaut, Yaman, pun telah dibentuk.

Tim terpadu evakuasi WNI itu juga telah berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk para tokoh ulama, pimpinan universitas dan pesantren, guna membantu meyakinkan WNI yang ada di daerah Hadhramaut agar bersedia dievakuasi.

Tim evakuasi yang dikirim pemerintah terdiri dari 43 personil, meliputi 14 pegawai Kementerian Luar Negeri, 21 personel TNI AU, tujuh personel Kepolisian Indonesia, dan tiga dari Badan Intelijen Negara.

Tim tersebut terus mencari cara untuk dapat mengevakuasi seluruh WNI di Yaman secara cepat, aman dan efisien.

Operasi evakuasi WNI di Yaman itu juga melibatkan lima perwakilan Indonesia, yaitu KBRI di Sana'a (Yaman), KBRI di Riyadh (Arab Saudi), KBRI di Muscat (Oman), KBRI di Addis Ababa (Somalia) dan KJRI di Jeddah (Arab Saudi).