Pendaki Merapi saat liburan Paskah capai seribuan orang
6 April 2015 06:17 WIB
Sejumlah pendaki menaiki lereng Merapi menuju puncak Gunung Merapi untuk melihat pesona kawah dan matahari terbit di Gunung Merapi, Boyolali, Jawa Tengah,Minggu (17/8). Gunung dengan ketinggian 2968 mdpl dan merupakan salah satu gunung teraktif di Indonesia itu menjadi tujuan wisata karena keindahannya. (ANTARA FOTO/Teresia May)
Boyolali (ANTARA News) - Jumlah pendaki ke puncak Gunung Merapi melalui jalur Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, masa liburan Paskah mencapai seribuan orang.
"Jumlah pendaki ke puncak Gunung Merapi melalui Boyolali, masa liburan Paskah sejak Jumat (3/4) hingga Minggu (5/4) meningkat mencapai 1.000 orang," kata anggota Tim SAR Barameru Lencoh Boyolali, Samsuri, di Boyolali, Senin.
Para pendaki datang dari berbagai daerah di Indonesia antara lain, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Sulawesi Surabaya, Bandung, Jakarta, Banten, Semarang, Yogyakarta, dan Solo.
Bahkan, beberapa pendaki ada dari wisatawan luar negeri seperti Jepang, dan Prancis untuk melihat indahnya pemandangan pegunung di puncak Merapi.
"Jumlah pendaki pada liburan kali ini, meningkat tiga kali lipat dibanding pekan sebelumnya yang rata-rata sekitar 300 orang," kata Samsuri yang juga sebagai petugas retribusi wisata pendakian Merapi dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) di Dukuh Plalangan Boyolali.
Menurut Samsuri para pendaki mayoritas bersama kelompoknya, dan mereka sebagian besar membawa peralatan komplit seperti tenda dan perlengkapan kebutuhan untuk pendakian termasuk perbekalan.
Menyinggung soal pendaki dari luar Jawa, Samsuri menjelaskan mereka rasa ingin tahu ingin kondisi puncak Gunung Merapi yang teraktif di dunia itu.
Menurut dia, Gunung Merapi sejak dibuka untuk oleh Kantor BTNGM, per tanggal 16 Maret hingga sekarang tercatat jumlah pendaki sudah mencapai sekitar 5.000 orang.
Para pendaki biasanya mulai berangkat ke puncak Merapi pada malam hari, dan mereka kebanyakan bermalam di Pos Dua setelah hari menjelang pagi melihat matahari terbit dan keindahan pemandangan alam pegunungan.
"Pendaki sebelum melakukan pendakian ditarik retribusi Rp15.000 per orang hari biasa, dan Rp17.500/orang hari libur," katanya.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau para pendaki sebelum melakukan pendakian melaporkan identitasnya ke petugas setempat untuk memudahkan jika terjadi apa-apa di atas.
Tim SAR sebelumnya juga telah mengivakuasi dua pendaki yang mengalami masalah di atas. Dua pendaki itu, yakni Mayang (22) asal Semarang yang mederita sakit perut sehingga harus ditandu turun ke bawah, sedangkan satunya Rizal Maulana (25) asal Surabaya, kakinya terkilir karena terjatuh.
"Kedua pendaki itu, sudah berhasil dievakuasi dengan selamat oleh Tim SAR, pada Minggu (5/4) petang," katanya.
"Jumlah pendaki ke puncak Gunung Merapi melalui Boyolali, masa liburan Paskah sejak Jumat (3/4) hingga Minggu (5/4) meningkat mencapai 1.000 orang," kata anggota Tim SAR Barameru Lencoh Boyolali, Samsuri, di Boyolali, Senin.
Para pendaki datang dari berbagai daerah di Indonesia antara lain, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Sulawesi Surabaya, Bandung, Jakarta, Banten, Semarang, Yogyakarta, dan Solo.
Bahkan, beberapa pendaki ada dari wisatawan luar negeri seperti Jepang, dan Prancis untuk melihat indahnya pemandangan pegunung di puncak Merapi.
"Jumlah pendaki pada liburan kali ini, meningkat tiga kali lipat dibanding pekan sebelumnya yang rata-rata sekitar 300 orang," kata Samsuri yang juga sebagai petugas retribusi wisata pendakian Merapi dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) di Dukuh Plalangan Boyolali.
Menurut Samsuri para pendaki mayoritas bersama kelompoknya, dan mereka sebagian besar membawa peralatan komplit seperti tenda dan perlengkapan kebutuhan untuk pendakian termasuk perbekalan.
Menyinggung soal pendaki dari luar Jawa, Samsuri menjelaskan mereka rasa ingin tahu ingin kondisi puncak Gunung Merapi yang teraktif di dunia itu.
Menurut dia, Gunung Merapi sejak dibuka untuk oleh Kantor BTNGM, per tanggal 16 Maret hingga sekarang tercatat jumlah pendaki sudah mencapai sekitar 5.000 orang.
Para pendaki biasanya mulai berangkat ke puncak Merapi pada malam hari, dan mereka kebanyakan bermalam di Pos Dua setelah hari menjelang pagi melihat matahari terbit dan keindahan pemandangan alam pegunungan.
"Pendaki sebelum melakukan pendakian ditarik retribusi Rp15.000 per orang hari biasa, dan Rp17.500/orang hari libur," katanya.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau para pendaki sebelum melakukan pendakian melaporkan identitasnya ke petugas setempat untuk memudahkan jika terjadi apa-apa di atas.
Tim SAR sebelumnya juga telah mengivakuasi dua pendaki yang mengalami masalah di atas. Dua pendaki itu, yakni Mayang (22) asal Semarang yang mederita sakit perut sehingga harus ditandu turun ke bawah, sedangkan satunya Rizal Maulana (25) asal Surabaya, kakinya terkilir karena terjatuh.
"Kedua pendaki itu, sudah berhasil dievakuasi dengan selamat oleh Tim SAR, pada Minggu (5/4) petang," katanya.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: