Menlu minta pemberlakuan jeda kemanusiaan di Yaman
5 April 2015 19:14 WIB
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi (kiri) berbincang dengan seorang wanita warga negara Indonesia yang kembali dari Yaman setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (5/4). (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi meminta semua pihak di Yaman memberlakukan jeda kemanusiaan guna memberikan kesempatan bagi warga sipil dievakuasi keluar dari Yaman, demikian keterangan pers Kemlu yang diterima di Jakarta, Minggu.
Jeda kemanusiaan itu akan dapat digunakan oleh Pemerintah Indonesia sebagai kesempatan untuk melakukan evakuasi secepatnya terhadap para warga negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Yaman.
Menurut Kemlu, keadaan keamanan di Yaman, khususnya di bagian barat Yaman di sekitar kota Aden dan Sana'a semakin memprihatinkan. Kontak senjata antara pihak yang bertikai semakin meluas.
Keadaan itu mempersulit upaya evakuasi yang dilakukan dan mengharuskan Tim Evakuasi WNI untuk terus menyesuaikan skenario, langkah dan proses evakuasi. Bagaimanapun, tim evakuasi tetap berpegang pada prinsip melakukan evakuasi secara cepat, aman dan efisien.
Terkait kondisi keamanan yang tidak kondusif di Yaman, Pemerintah Indonesia kembali menyesalkan jatuhnya korban sipil dalam pertikaian di Yaman.
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia terus menyerukan semua pihak yang bertikai agar dapat lebih menahan diri dan memperhatikan keselamatan warga sipil, baik itu warga Yaman maupun warga asing.
Sejauh ini sebanyak 110 WNI telah kembali berhasil dievakuasi dari Yaman dan telah tiba di bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada Minggu sore (5/4).
Sebanyak 110 WNI tersebut merupakan rombongan pertama yang tiba di Tanah Air dari 262 WNI yang berhasil keluar dari Yaman ke Jizan, Arab Saudi beberapa hari lalu.
Sisa WNI akan dijemput oleh pesawat TNI-AU di Jizan untuk diterbangkan ke wilayah Oman dan selanjutnya pulang dengan pesawat komersial.
Sejak proses evakuasi di mulai pada Desember 2014 dan evakuasi terus diintensifikan sejak 25 Maret 2015, sebanyak 792 WNI telah dievakuasi dari Yaman, dan sampai hari Minggu sebanyak 590 telah kembali ke Tanah Air.
Sisanya sebanyak 202 WNI saat ini sudah dievakuasi ke wilayah yang lebih aman, yaitu di Jizan, Arab Saudi dan Djibouti.
Sampai sekarang masih terdapat sejumlah WNI yang berada di berbagai tempat penampungan dan menunggu evakuasi, yaitu 89 orang di Aden, 14 orang di Sana'a, 40 orang di Al Mukalla, dan 58 orang di Tareem.
Pemerintah Indonesia telah mengirimkan Tim terpadu ke Yaman dan Salalah, Oman untuk melakukan evakuasi WNI secara intensif, termasuk dengan mengerahkan satu pesawat TNI-AU Boeing 737-400 dan satu kapal yang disewa dari Djibouti.
Tim evakuasi yang dikirim Pemerintah Indonesia terdiri atas 43 personil, meliputi 14 orang Kementerian Luar Negeri, 21 orang TNI AU, tujuh orang Polri, dan tiga orang dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Tim tersebut terus mencari cara untuk dapat mengevakuasi seluruh WNI di Yaman secara cepat, aman dan efisien.
Operasi evakuasi WNI di Yaman itu juga melibatkan lima Perwakilan RI yaitu KBRI Sanaa, KBRI Riyadh, KBRI Muscat, KBRI Addis Ababa dan KJRI Jeddah.
Jeda kemanusiaan itu akan dapat digunakan oleh Pemerintah Indonesia sebagai kesempatan untuk melakukan evakuasi secepatnya terhadap para warga negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Yaman.
Menurut Kemlu, keadaan keamanan di Yaman, khususnya di bagian barat Yaman di sekitar kota Aden dan Sana'a semakin memprihatinkan. Kontak senjata antara pihak yang bertikai semakin meluas.
Keadaan itu mempersulit upaya evakuasi yang dilakukan dan mengharuskan Tim Evakuasi WNI untuk terus menyesuaikan skenario, langkah dan proses evakuasi. Bagaimanapun, tim evakuasi tetap berpegang pada prinsip melakukan evakuasi secara cepat, aman dan efisien.
Terkait kondisi keamanan yang tidak kondusif di Yaman, Pemerintah Indonesia kembali menyesalkan jatuhnya korban sipil dalam pertikaian di Yaman.
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia terus menyerukan semua pihak yang bertikai agar dapat lebih menahan diri dan memperhatikan keselamatan warga sipil, baik itu warga Yaman maupun warga asing.
Sejauh ini sebanyak 110 WNI telah kembali berhasil dievakuasi dari Yaman dan telah tiba di bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada Minggu sore (5/4).
Sebanyak 110 WNI tersebut merupakan rombongan pertama yang tiba di Tanah Air dari 262 WNI yang berhasil keluar dari Yaman ke Jizan, Arab Saudi beberapa hari lalu.
Sisa WNI akan dijemput oleh pesawat TNI-AU di Jizan untuk diterbangkan ke wilayah Oman dan selanjutnya pulang dengan pesawat komersial.
Sejak proses evakuasi di mulai pada Desember 2014 dan evakuasi terus diintensifikan sejak 25 Maret 2015, sebanyak 792 WNI telah dievakuasi dari Yaman, dan sampai hari Minggu sebanyak 590 telah kembali ke Tanah Air.
Sisanya sebanyak 202 WNI saat ini sudah dievakuasi ke wilayah yang lebih aman, yaitu di Jizan, Arab Saudi dan Djibouti.
Sampai sekarang masih terdapat sejumlah WNI yang berada di berbagai tempat penampungan dan menunggu evakuasi, yaitu 89 orang di Aden, 14 orang di Sana'a, 40 orang di Al Mukalla, dan 58 orang di Tareem.
Pemerintah Indonesia telah mengirimkan Tim terpadu ke Yaman dan Salalah, Oman untuk melakukan evakuasi WNI secara intensif, termasuk dengan mengerahkan satu pesawat TNI-AU Boeing 737-400 dan satu kapal yang disewa dari Djibouti.
Tim evakuasi yang dikirim Pemerintah Indonesia terdiri atas 43 personil, meliputi 14 orang Kementerian Luar Negeri, 21 orang TNI AU, tujuh orang Polri, dan tiga orang dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Tim tersebut terus mencari cara untuk dapat mengevakuasi seluruh WNI di Yaman secara cepat, aman dan efisien.
Operasi evakuasi WNI di Yaman itu juga melibatkan lima Perwakilan RI yaitu KBRI Sanaa, KBRI Riyadh, KBRI Muscat, KBRI Addis Ababa dan KJRI Jeddah.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: