Malang (ANTARA News) - Nama besar Arema seringkali menjadi magnet bagi klub lain, tak terkecuali klub luar negeri untuk melakukan uji coba dan peningkatan kualitas akademi sepak bola maupun perusahaan nasional untuk menjalin kerja sama sponsor. Bahkan, setiap laga mampu menyedot puluhan ribu penonton, apalagi tim yang dihadapi merupakan tim besar dan tangguh.

Klub yang lahir pada 11 Agustus 1987 itu, dalam menapaki kompetisi hingga mampu menembus kasta tertinggi di Tanah Air, yakni Liga Super Indonesia (LSI), juga tak luput dari pasang surut, bahkan jatuh bangun untuk menembus deretan klub besar bersama sejumlah tim lain di LSI, seperti Persipura Jayapura, Persib Bandung, Sriwijaya FC, Persija Jakarta serta klub-klub lain yang kini bertengger di liga teratas di Indonesia.

Arema yang kini dikelola dan ditangani CEO Iwan Budianto itu juga tidak lepas dari bergonta gantinya pengelola, bahkan pernah benar-benar terpuruk tak memiliki dana sama sekali untuk menyelesaikan kompetisi galatama. Namun, karena militansi suporter Arema (Aremania) yang mencarikan dana dengan cara urunan, termasuk menggalang dari masyarakat di jalan pun dilakukan, Arema mampu meraih gelar juara Galatama 1993 dan siap bersaing di pentas liga utama.

Manis pahitnya perjalanan Arema menuju tahta tertinggi kompetisi di Tanah Air, tidaklah mudah, tidaklah mulus, namun dengan genggaman kebersamaan dan militansi Aremania, tim Singo Edan yang sebelumnya adalah klub "miskin", secara perlahan mulai bangkit secara finansial dan kini menjelma menjadi salah satu klub besar dan tidak terlalu bermasalah secara finansial.

Perjalanan Arema menuju klub profesional pun terusik dengan adanya dualisme kepengurusan dan kompetisi, yakni Arema yang berlaga diajang Liga Super Indonesia (LSI) dan Arema yang berkompetisi di ajang Liga Primer Indonesia (LPI) selama dua musim kompetisi.

Meski terpaan angin yang begitu besardan ingin menumbangkan tim yang benama Arema, kualitas dan dukungan riil yang lebih banyak "berbicara", Arema yang berkompetisi di ajang LSI tetap bertahan sampai saat ini dan Arema LPI bubar seiring dengan bubarnya kompetisi LPI yang mendapat dukungan dari salah satu pengusaha ternama di Tanah Air. Namun, kini harus terusik kembali, bahkan terancam tidak bisa melakoni kompetisi LSI musim 2015 karena Arema sudah dicoret dari klub profesional oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).

BOPI menilai Arema tidak layak berkompetisi di ajang LSI, bahkan tim berjuluk Singo Edan itu hanya masuk kategori C bersama Persebaya Surabaya yang juga dicoret BOPI karena kasus yang sama, adanya dualisme kepengurusan dan kepemilikan yang tidak mampu diselesaikan hingga menjelang "kick off" LSI 2015, Sabtu (4/4).

Melihat kondisi yang selalu terjadi setiap tahun, ada satu pertanyaan yang menggelitik, selama tiga musim kompetisi LSI, Arema selalu hadir, bahkan dua musim lalu mewakili Indonesia di ajang AFC Cup, yang artinya federasi sepak bola Asia itupun mengakui legalitas Arema, termasuk datang ke markas Arema di Stadion kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang. "Masalah ini selalu muncul setiap tahun atau ketika menjelang bergulirnya kompetisi LSI, termasuk sekarang dan bukti-bukti legalitas itu juga ada," tegas General manager Arema, Ruddy Widodo.

Arema yang menjelma menjadi salah satu klub raksasa di Tanah Air dengan raihan prestasi cukup gemilang, bahkan selama pramusim 2015 memboyong empat piala bergengsi dari turnamen berbeda dan sejumlah pemainnya pun memperkuat Timnas Indonesia, baik senior maupun U-23, haruskah terkubur karena keputusan BOPI.

Empat trophy yang berhasil diboyong ke Bumi Arema itu adalah Trofeo Persija yang digelar di Jakarta, Surya Citra Media (SCM) yang babak penyisihannya, Arema juga menjadi tuan rumah, selain Semen Padang yang digelar Januari lalu. Trend positif dan dua trophy pramusim yang sudah ada dalam genggaman tersebut, nampaknya tidak cukup bagi Arema. Tim Singo Edan kembali meraih gelar juara Inter Island Cup (IIC) dengan menumbangkan Persib Bandung dan terakhir menggenggam mahkota juara Bali Island Cup yang digelar di Bali.

Jika menilik tren positif dan peningkatan grafik performa anak-anak Singo Edan selama melakoni pertandingan pramusim, akankah terhenti begitu saja tanpa mengikuti dan berjuang dalam kompetisi yang sesungguhnya bersama 16 klub lainnya (Persebaya juga dicoret dari LSI), sehingga klub yang bakal berkompetisi hanya menyisakan 16 klub, tanpa Arema dan Persebaya.

Padahal, persiapan tim sudah matang, uji coba dengan beberapa klub untuk mencari komposisi terbaik (starter eleven) pun sudah dilakoni, bahkan pemusatan latihan (TC) untuk membangun kekompakan dan kebersamaan juga sudah lakukan demi meraih prestasi tertinggi yang gagal diwujudkan pada musim 2014.

Abaikan BOPI

Rutinitas yang terjadi dalam persepakbolaan di Tanah Air ketika menjelang bergulirnya kompetisi resmi dan selalu mencantumkan Arema sebagai klub yang tidak lolos verifikasi karena dualisme kepengurusan, membuat suporter Arema (Aremania) juga selalu beramai-ramai mendatangi kantor tim berjuluk Singo Edan itu. Dan, masalah tersebut juga selalu "clear", sehingga mereka pun tak segan memberikan dukungan terhadap tim kesayangannya.

Manajemen Arema pun tetap memutuskan bermain di kompetisi LSI 2015 dan mematangkan persiapan menjelang laga perdana menjamu Persija Jakarta (Sabtu, 4/4) di Stadion Kanjuruhan. Demi memuluskan pertandingan tersebut, manajemen sudah melayangkan surat izin ke kepolisian setempat untuk pertandingan perdana.

"Kami sudah meminta izin dari polres setempat mengenai pengamanan dan mudah-mudahan tidak ada masalah dan semua beres," kata Ruddy Widodo.

Media officer Arema, Sudarmaji, mengatakan manajemen perbedoman pada pertemuan terakhir dengan Komisi X DPR RI pada 26 Maret 2015. Saat itu, Arema, BOPI, PSSI dan DPR RI sepakat dan membubuhkan tanda tangan jika kompetisi LSI tetap digelar 4 April dengan 18 klub.

Menurut Sudarmaji, keputusan boleh atau tidaknya bermain itu tidak ditentukan oleh BOPI karena BOPI tidak ada kaitanya dengan struktur di PSSI, AFC atau pun LSI. "Bagi kami, BOPI itu merupakan sebuah rekomendasi dan rekomendasi merupakan sebuah anjuran, bukan berarti tidak patuh dengan BOPI, tapi sekarang Arema berkomitmen pada keputusan Komisi X DPR RI," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, Arema akan tetap menggelar laga perdana menjamu tamunya Persija Jakarta yang sekaligus menandai dimulainya kompetisi LSI 2015. Bahkan, tidak adanya rekomendasi dan tidak lolosnya Arema dalam verifiaksi yang dilakukan BOPI sama sekali tidak membuat Arema Indonesia bergeming. Manajemen Singo Edan tetap menyiapkan pertandingan perdana di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Bagi manajemen, keputusan tersebut bukanlah hal yang mengejutkan, karena sudah bisa ditebak sejak awal munculnya BOPI. "Insya Allah LSI tetap berjalan dengan 18 klub, sekarang kami tunggu laga perdana kompetisi sesuai jadwal yang sudah dirilis PT Liga Indonesia," tegas CEO Arema, Iwan Budianto.

Dari sisi penyelenggaraan pertandingan, Panpel juga sudah siap 100 persen melakukan persiapan, termasuk izin dan keamanan. "Semua izin sudah beres. Jadi kalau BOPI tidak memberikan rekom, silahkan saja, Arema tetap siapkan semua proses untuk menggelar laga perdana LSI 2015," kata Media Officer Arema, Sudarmaji.

Persiapan yang telah dilakukan Panpel dan tim Arema juga diasambut baik calon lawannya, Persija Jakarta. Bahkan, tim asuhan Rahmad Dharmawan itu pun sudah tiba di Malang sejak Kamis (2/4) dan siap melakoni laga pembuka LSI yang dijamu tuan rumah Arema.

Sementara itu tim pelatih dan pemain Arema yang sudah memperkuat tim yang lahir tahun 1987 itu sejak dikontrak manajemen dan melakoni sejumlah pertandingan pramusim dengan torehan prestasi cemerlang itu juga menjadi khawatir akan nasibnya jika keputusan BOPI berdampak terhadap kelangsungan kontraknya di Arema.

Asisten pelatih Arema, Joko Susilo mengatakan, kabar mengenai ketidaklolosan Arema sempat membuat mental pemain Singo Edan down. "Keputusan BOPI sempat membuat pemain down, namun pemain maupun pelatih akan tetap melanjutkan persiapan menjelang kompetisi LSI, salah satunya fokus menghadapi laga perdana melawan Persija, motivasi pemain tetap harus kuat, apalagi selama ini persiapan menjelang bergulirnya liga dilakukan secara maksimal," katanya.

Ia mengatakan selama tiga hari terakhir ini, tim pelatih terus berusaha mengangkat mental bertanding pemain setelah adanya keputusan BOPI. "Manajemen Arema memutuskan untuk tetap melanjutkan kompetisi dan mental pemain harus diangkat agar suasana tim tetap kondusif," ujarnya.

Setelah adanya keputusan BOPI yang tidak meloloskan dua tim asal Jatim, Arema dan Persebaya, dalam verifikasi klub profesional yang layak berkompetisi di ajang LSI, kedua tim, baik Arema maupun Persebaya tetap berjuang untuk mendapatkan izin pertandingan dari kepolisian. Pada laga perdana, Arema bakal menjamu Persija Jakarta dan Persebaya menjamu Mitra Kukar.

Meski manajemen, khususnya Arema mengaku telah mendapatkan izin pertandingan dari kepolisian, apakah laga akan tetap digelar atau tidak, kita tunggu saja.