Aden (ANTARA News) - Laskar-laskar milisi Syiah Houthi dan sekutunya telah menguasai pusat kota Aden, Kamis waktu setempat, dan ini merupakan pukulan telak bagi koalisi Arab pimpinan Saudi yang melancarkan serangan udara dalam sepekan terakhir untuk menghentikan gerak maju milisi dukungan Iran ini.

Beberapa jam setelah Houthi menduduki Crater di pusat kota Aden, para milisi mencatat kemenangan simbolis dengan merangsek mendekati Istana Kepresidenan, kata warga Aden seperti dikutip Reuters.

Kota yang berada di bagian selatan Yaman ini adalah kubu utama terakhir para pejuang yang setia kepada Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang didukung Saudi, yang kabur dari Aden sepekan lalu dan dari jauh dari Riyadh di Arab Saudi harus menyaksikan sisa-sisa kekuasaannya remuk berkeping-keping.

Sampai menjelang malam para pejuang Syiah Houthi telah mencapai tepi distrik Mualla di pelabuhan Aden, kata para warga.

Houthi dan aliansinya membanjiri jantung kota Aden kendati dibombardir koalisi Arab pimpinan Riyadh yang berusaha menghentikan gerak maju milisi Syiah itu dan mengembalikan Hadi ke kekuasaannya.

Kendati serangan udara Saudi berdampak kecil kepada gerak maju Houthi, seorang pejabat senior militer AS menepis asumsi Saudi akan mengirimkan pasukan darat.

"Mereka (Saudi) dalam posisi defensif," kata sang pejabat militer AS.

Sampai tengah hari Kamis, Houthi praktis menguasai distrik Crater, dengan menggelarkan tank dan patroli infanteri di sepanjang jalan-jalan yang sepi setelah pertarungan sengit pagi harinya.

Ini untuk pertama kalinya pertempuran darat mencapai jauh ke pusat Aden. Crater adalah tempat berkantor cabang bank sentral Yaman dan aktivias komersial lainnya.

"Orang-orang ketakutan dan mengkhawatirkan bombardeman (Saudi)," kata seorang warga, Farouq Abdu, kepada Reuters melalui telepon dari Crater. "Tidak ada yang berani di jalanan, layaknya jam malam saja".

Para loyalis Hadi hanya punya sedikit senjata berat untuk menahan gerak maju Houthi, sedangkan tiga serangan udara telah menghajar posisi Houthi di sebelah utara Crater. Tidak itu saja, istana kepresidenan juga dibom setelah Houthi menguasainya.

Setelah Houthi mencapai Crater, orang-orang bersenjata yang tak diketahui identitasnya mendarat dari sebuah kapal perang di lepas pantai Mualla.

Mereka kemudian diketahui sebagai tentara Tiongkok yang berasal dari sebuah kapal perang Tiongkok yang ditugaskan untuk mengungsikan sejumlah warga dari Aden.

Kantor berita Tiongkok Xinhua kemudian melaporkan sebuah frigat berpeluru kendali Tiongkok telah mengungsikan 225 orang yang semuanya bukan berkebangsaan Tiongkok, dari Aden ke Djibouti, demikian Reuters.