Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan, pemerintah tengah mencari lokasi pengganti Pelabuhan Cilamaya yang batal dibangun dengan syarat utama punya koridor sepanjang 10 kilometer.
"Sedang dicari lokasinya, asal memiliki koridor sepanjang lima kilometer ke kanan, lima kilometer ke kiri. Jadi, ada koridor untuk kapal bergerak keluar masuk itu 10 kilometer lebarnya," ujarnya di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, penggeseran proyek pembangunan pelabuhan ke arah timur yang diputuskan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla dalam kunjungannya ke Karawang, Jawa Barat, Kamis, dilakukan guna menjamin produksi minyak dan gas (migas) yang selama ini dikelola PT Pertamina (Persero) terus berlanjut.
Selain itu, ia mengemukakan, dengan menggeser lokasi pelabuhan, maka diharapkan dapat menyiapkan sarana pelabuhan dan mendukung industrialisasi di Pantai Utara Jawa itu.
Dalam kunjungan bersama rombongan Wapres dan sejumlah menteri, Indroyono menyatakan, melihat kondisi di lokasi tersebut terdapat sekitar 80-an anjungan minyak lepas pantai.
Bahkan, ia mengemukakan, di wilayah barat laut Jawa terdapat sekitar 223 anjungan minyak lepas pantai di mana 168 diantaranya merupakan sumur produksi.
"Kita tahu lah kalau anjungan sebanyak itu kesenggol kapal, bisa jadi insiden. Makanya, sudah sepakat, Pak Wapres memutuskan akan digeser ke timur, yang pasti yang punya koridor 10 kilometer dan aman," ujarnya menambahkan.
Indroyono: Pengganti Cilamaya harus berkoridor 10 kilometer
2 April 2015 20:56 WIB
Indroyono Susilo. (facebook)
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015
Tags: