Depok (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menyatakan pengerjaan soal ujian nasional dengan sistem computer based test (CBT) lebih hemat waktu 30 menit dibandingkan ujian konvensional menggunakan kertas.

"Dengan ujian nasional CBT lebih cepat jadi lebih hemat waktu," kata Anies Baswedan ketika meninjau uji coba pelaksanaan UN CBT di SMK/SMA Putra Bangsa Kota Depok, Jawa Barat, Kamis.

Dalam peninjauan tersebut Anies didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Herry Pansila dan beberapa staf Dinas Pendidikan dan juga guru-guru.

Ia mengatakan, biasanya siswa mengerjaan soal selama dua jam tetapi dengan menggunakan UN CBT hanya 1,5 jam. Selain itu katanya soal-soal juga tidak akan bocor dan siswa tidak bisa mencontek karena setiap siswa soalnya berbeda-beda.

Kemendikbud akan melakukan uji coba Ujian Nasional Berbasis Komputer (UN CBT) di 585 sekolah yang ada di 26 provinsi.

Ujian dengan sistem CBT telah diantisipasi misalnya jika komputer rusak atau hang maka pengerjaannya dapat dilanjutkan kembali seseuai dengan pengerjaan lanjutannya. "Kalau sudah mengerjakan 30 soal dari 100 soal maka ketika komputer hidup tinggal melanjutkan kembali, karena ada sistem langsung merekam," katanya.

Dari hasil tinjauan tersebut mendikbud juga mendapat masukan yaitu anak-anak tetap meminta kertas coret-coretan tetap ada.

Untuk tingkat SMA ujian nasional dilaksanakan pada 13-15 April 2015. Kemendikbud melakukan uji coba UN berbasis komputer (UN CBT) di 585 sekolah yang ada di 26 provinsi di 140 kabupaten/kota dengan total sekolah 42 SMP, 138 SMA dan 405 SMK.

Dikatakannya penerapan ujian nasional dengan UN CBT dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat kesiapan setiap daerah. "Kalau ada permasalahan tentunya kita sempurnakan," katanya.

Ia mengingatkan pelaksanaan UN CBT jangan dimanfaatkan untuk pengadaan komputer baru, karena pengadaan komputer untuk dimaksudkan untuk pembelajaran.