Indonesia-Tiongkok bahas lagi pertukaran komodo-panda
2 April 2015 10:36 WIB
Bayi-bayi panda terbaring di sebuah tempat tidur di Pusat Riset Chengdu untuk Penangkaran Panda di Chengdu, Provinsi Sichuan, Tiongkok, Senin (23/9). Pemerintah Indonesia dan Tiongkok sedang membahas rencana pertukaran komodo dengan panda. (REUTERS/China Daily)
Beijing (ANTARA News) - Perwakilan pemerintah Indonesia dan Tiongkok akan kembali bertemu untuk membahas rencana pertukaran komodo dengan panda yang sempat tertunda.
Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya Kedutaan Besar Indonesia di Beijing, Santo Darmosumarto, mengatakan kesepakatan pertukaran komodo dengan panda digagas oleh Tiongkok melalui perwakilannya di Jakarta.
"Bahkan saat kunjungan kenegaraan Presiden RRT Xi Jinping ke Indonesia pada Oktober 2013 sempat akan disepakati dan sudah dipertukarkan. Namun rencana itu tertunda," kata Santo, Kamis.
Menurut dia penundaan terjadi karena kedua pihak belum sepakat tentang kewajiban Indonesia untuk membayarkan dana yang ditetapkan China Wildlife Conservation Association (CWCA) sebesar 300 ribu dolar AS untuk panda yang dipertukarkan.
"Tiongkok memang memiliki ketetapan untuk meminjamkan panda pada setiap negara yang menjadi mitra strategisnya. Namun, negara yang dipinjamkan harus membayar biaya yang akan disalurkan ke pusat konservasi dan pembiakan panda di Chengdu, Tiongkok," tutur Santo.
Ia menjelaskan, untuk mematangkan rencana pertukaran komodo dengan panda, pejabat Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan dan CWCA akan membahas lagi masalah itu.
Taman Safari Indonesia telah menyiapkan lahan dan bangunan untuk mendukung pemeliharaan dan pembiakan panda dari Tiongkok.
"Saat ini telah mencapai 80 persen. Bangunan seluas 4.500 meter persegi tersebut terdiri atas tiga lantai, meliputi antara lain pusat informasi, resto dan ruang pameran," ungkap Santo.
Selain itu juga telah disiapkan lahan seluas tujuh hektare yang bisa menjadi tempat tumbuh sekitar 8.000 rumpun bambu yang khusus didatangkan dari Tiongkok.
"Pohon-pohon bambu tersebut sudah ditanam sejak 2012," kata dia.
Sumber daya manusia pendukung yang meliputi dokter, penjaga, kurator dan lainnya juga sudah menjalani pelatihan di Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang dan Chengdu (Tiongkok).
"Dengan segala persiapan tersebut, pihak Taman Safari Indonesia menyatakan siap menerima panda pada Juni 2015. Tinggal sekarang bagaimana dengan dana yang harus diserahkan terkait peminjaman panda itu" kata Santo.
Namun Santo belum bisa memastikan seberapa lama panda itu akan dipinjamkan ke Indonesia.
Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya Kedutaan Besar Indonesia di Beijing, Santo Darmosumarto, mengatakan kesepakatan pertukaran komodo dengan panda digagas oleh Tiongkok melalui perwakilannya di Jakarta.
"Bahkan saat kunjungan kenegaraan Presiden RRT Xi Jinping ke Indonesia pada Oktober 2013 sempat akan disepakati dan sudah dipertukarkan. Namun rencana itu tertunda," kata Santo, Kamis.
Menurut dia penundaan terjadi karena kedua pihak belum sepakat tentang kewajiban Indonesia untuk membayarkan dana yang ditetapkan China Wildlife Conservation Association (CWCA) sebesar 300 ribu dolar AS untuk panda yang dipertukarkan.
"Tiongkok memang memiliki ketetapan untuk meminjamkan panda pada setiap negara yang menjadi mitra strategisnya. Namun, negara yang dipinjamkan harus membayar biaya yang akan disalurkan ke pusat konservasi dan pembiakan panda di Chengdu, Tiongkok," tutur Santo.
Ia menjelaskan, untuk mematangkan rencana pertukaran komodo dengan panda, pejabat Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan dan CWCA akan membahas lagi masalah itu.
Taman Safari Indonesia telah menyiapkan lahan dan bangunan untuk mendukung pemeliharaan dan pembiakan panda dari Tiongkok.
"Saat ini telah mencapai 80 persen. Bangunan seluas 4.500 meter persegi tersebut terdiri atas tiga lantai, meliputi antara lain pusat informasi, resto dan ruang pameran," ungkap Santo.
Selain itu juga telah disiapkan lahan seluas tujuh hektare yang bisa menjadi tempat tumbuh sekitar 8.000 rumpun bambu yang khusus didatangkan dari Tiongkok.
"Pohon-pohon bambu tersebut sudah ditanam sejak 2012," kata dia.
Sumber daya manusia pendukung yang meliputi dokter, penjaga, kurator dan lainnya juga sudah menjalani pelatihan di Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang dan Chengdu (Tiongkok).
"Dengan segala persiapan tersebut, pihak Taman Safari Indonesia menyatakan siap menerima panda pada Juni 2015. Tinggal sekarang bagaimana dengan dana yang harus diserahkan terkait peminjaman panda itu" kata Santo.
Namun Santo belum bisa memastikan seberapa lama panda itu akan dipinjamkan ke Indonesia.
Pewarta: Rini Utami
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: