Serangan udara di pabrik Yaman bunuh 23 orang
1 April 2015 23:19 WIB
ilustrasi Sebuah gudang senjata meledak di kompleks militer Jabal Hadeed di kota pelabuhan Aden, Yaman selatan, Sabtu (28/3). Serangkaian ledakan mengguncang gudang senjata terbesar di Aden Sabtu kemarin, menyemburkan api dan asap ke langit di atas kota tersebut, kata saksi mata. Seorang koresponden Reuters melihat api dan ledakan di kompleks Jabal Hadeed, yang dekat dengan daerah perumahan dan gedung komersial. Tidak ada keterangan mengenai jumlah korban. (REUTERS/Nabeel Quaiti )
Aden, Yaman (ANTARA News) - Sebuah serangan udara di Pelabuhan Hodaida, dekat Laut Merah, pada Selasa malam menghancurkan sebuah pabrik susu dan menewaskan 23 pekerjanya, salah satu kasus kematian warga sipil terbesar dalam operasi militer Arab Saudi melawan kelompok Houthi.
Suara tembakan dan ledakan besar terdengar di Aden sepanjang malam, kata seorang wartawan Reuters. Beberapa video tampak telah dimuat dalam jaringan, namun Reuters belum bisa segera memastikannya, yang menunjukkan pertempuran di sebuah pangkalan militer pasukan pendukung setia Saleh di bagian timur laut kota.
Warga di dekat pabrik susu di Hodaida mengatakan serangan tersebut berada di dekat sebuah kamp tentara kelompok loyalis Saleh, sementara sumber medis mengatakan 23 korban tewas merupakan pekerja yang berada di pabrik susu dan serangan tersebut turut menghancurkan sebuah pom bensin.
Sebuah serangan di sebuah stasiun pertahanan pesisir pelabuhan Maidi di Provinsi Hajja sebelah utara dari Hodaida menewaskan sedikit-dikitnya enam tentara, kata para pekerja di sana, sementara serangan lanjutannya mengenai sebuah kamp militer di Sanaa dan fasilitas pemerintah di Saadeh, Yaman utara.
Operasi oleh Arab Saudi dan negara-negara Muslim Sunni lainnya ditujukan untuk menghentikan kelompok gerilya Houthi dan pendukung Mantan Presiden Ali Abdullah Saleh dalam memenangkan kontrol negara sekaligus mengembalikannya ke Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Namun, setelah tujuh malam serangan udara yang menargetkan kelompok Houthi dan loyalis Saleh, koalisi Arab Saudi belum berhasil mengamankan kuasa Presiden Hadi terhadap sisa kantong kekuasaan terakhir di pelabuhan bagian selatan Aden, yang menjadi tujuan utama dilakukannya operasi militer.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk anak-anak (UNICEF) pada Selasa menyatakan setidak-tidaknya 62 anak-anak terbunuh dan 30 lagi terluka di Yaman sepanjang pekan lalu sebagai korban dari peningkatan pertempuran, dan PBB mengatakan bahwa serangan terhadap di kampung pengungsi di Yaman bagian utara sebagai pelanggaran hukum internasional.
Sebuah kapal patroli angkatan laut India telah mengangkut sedikit-dikitnya 350 warga negara India dari pelabuhan Aden pada Selasa malam, dan diharapkan tiba di Djibouti siang harinya, kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri.
Lebih dari 4.000 warga negara India, di mana lebih dari setengahnya adalah perawat, diyakini telah berada di Yaman ketika Arab Saudi melakukan serangan udara pekan lalu.
Negosiasi sedang berlangsung untuk memungkinkan dilakukannya penerbangan untuk evakuasi di Sanaa, tempat masyarakat India terkonsentrasi, dan diperolehnya izin untuk mengevakuasi lebih banyak warga dari Hodaida, kata juru bicara tersebut.
(Uu.R031)
Suara tembakan dan ledakan besar terdengar di Aden sepanjang malam, kata seorang wartawan Reuters. Beberapa video tampak telah dimuat dalam jaringan, namun Reuters belum bisa segera memastikannya, yang menunjukkan pertempuran di sebuah pangkalan militer pasukan pendukung setia Saleh di bagian timur laut kota.
Warga di dekat pabrik susu di Hodaida mengatakan serangan tersebut berada di dekat sebuah kamp tentara kelompok loyalis Saleh, sementara sumber medis mengatakan 23 korban tewas merupakan pekerja yang berada di pabrik susu dan serangan tersebut turut menghancurkan sebuah pom bensin.
Sebuah serangan di sebuah stasiun pertahanan pesisir pelabuhan Maidi di Provinsi Hajja sebelah utara dari Hodaida menewaskan sedikit-dikitnya enam tentara, kata para pekerja di sana, sementara serangan lanjutannya mengenai sebuah kamp militer di Sanaa dan fasilitas pemerintah di Saadeh, Yaman utara.
Operasi oleh Arab Saudi dan negara-negara Muslim Sunni lainnya ditujukan untuk menghentikan kelompok gerilya Houthi dan pendukung Mantan Presiden Ali Abdullah Saleh dalam memenangkan kontrol negara sekaligus mengembalikannya ke Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Namun, setelah tujuh malam serangan udara yang menargetkan kelompok Houthi dan loyalis Saleh, koalisi Arab Saudi belum berhasil mengamankan kuasa Presiden Hadi terhadap sisa kantong kekuasaan terakhir di pelabuhan bagian selatan Aden, yang menjadi tujuan utama dilakukannya operasi militer.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk anak-anak (UNICEF) pada Selasa menyatakan setidak-tidaknya 62 anak-anak terbunuh dan 30 lagi terluka di Yaman sepanjang pekan lalu sebagai korban dari peningkatan pertempuran, dan PBB mengatakan bahwa serangan terhadap di kampung pengungsi di Yaman bagian utara sebagai pelanggaran hukum internasional.
Sebuah kapal patroli angkatan laut India telah mengangkut sedikit-dikitnya 350 warga negara India dari pelabuhan Aden pada Selasa malam, dan diharapkan tiba di Djibouti siang harinya, kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri.
Lebih dari 4.000 warga negara India, di mana lebih dari setengahnya adalah perawat, diyakini telah berada di Yaman ketika Arab Saudi melakukan serangan udara pekan lalu.
Negosiasi sedang berlangsung untuk memungkinkan dilakukannya penerbangan untuk evakuasi di Sanaa, tempat masyarakat India terkonsentrasi, dan diperolehnya izin untuk mengevakuasi lebih banyak warga dari Hodaida, kata juru bicara tersebut.
(Uu.R031)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: