Purbalingga (ANTARA News) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak masyarakat untuk mewaspadai berbagai gerakan radikal yang mengatasnamakan agama dan bertujuan memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Jateng sudah digariskan sebagai benteng Pancasila yang sangat toleran dan mempunyai kebhinnekaan sehingga mari kita rawat," kata Ganjar saat memberikan pidato sambutan pada kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan wilayah Keresidenan Banyumas di Hotel Owabong Purbalingga, Rabu.

Ia mengaku sedih ketika mengetahui ada warga Jateng yang bergabung dengan ISIS.

Ganjar mengatakan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memberikan pernyataan untuk mencermati wilayah Solo Raya terkait dengan gerakan radikal.

"Saya sudah sampaikan ke teman-teman di Keresidenan Surakarta, jangan-jangan ini soal pengetahuan kenegaraan dan keagamaan saja," ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, tokoh agama dan tokoh masyarakat akan dikumpulkan pada Selasa (7/4) untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa NKRI merupakan harga mati.

"Penjelasan tersebut penting karena tawaran-tawarannya (gerakan radikal) menarik sekali yaitu kerja dan mendapat bayaran besar," katanya.

Menurut Ganjar, apa yang ditunjukkan oleh pengikut gerakan radikal melalui berbagai media itu, menjadi permasalahan serius bagi bangsa Indonesia.

"Kita harus waspada dan tidak boleh lengah dari gerakan radikal karena inilah cara kita merawat republik ini agar kemudian Indonesia bisa terjaga keutuhannya," ujarnya.

Kegiatan Musrenbangwil Keresidenan Banyumas juga dihadiri kepala daerah dan forum komunikasi pimpinan daerah dan kalangan akademisi dari Kabupaten Banyumas, Kabupateb Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Cilacap.