Donor beri Suriah bantuan kemanusiaan Rp49,68 T
1 April 2015 05:08 WIB
Seorang anak lelaki terluka duduk di rumah sakit darurat setelah terjadinya serangan yang menurut aktivis dilakukan tentara Presiden Suriah Bashar al-Assad di wilyah Duma, Damaskus, Senin (2/2). (REUTERS/Mohammed Badra)
Kuwait City (ANTARA Nntara/AFP) - Sejumlah donor internasional pada Selasa menjanjikan bantuan sebesar 3,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp49,68 triliun untuk Suriah, yang menurut emir Kuwait tengah mengalami krisis kemanusiaan terburuk "di era modern."
Indikasi krisis tersebut diungkapkan oleh Sekretari Jenderal PBB yang menyatakan bahwa lima dari empat warga Suriah hidup dalam "kemiskinan dan penderitaan."
"Rakyat Suriah adalah korban krisis kemanusiaan terburuk dalam sejarah kekinian," kata Ban saat menghadiri penutupan acara Third International Pledging Conference for Syria.
Bantuan yang berhasil dikumpulkan dalam konferensi untuk Suriah yang ketiga ini hampir menyamai total dua konferensi sebelumnya yang mencapai 3,9 miliar dolar AS.
Dalam konferensi pers setelah acara penutupan, Ban mengatakan bahwa sebanyak "16 juta warga Suriah kini membutuhkan bantuan," terutama lima juta yang tinggal di wilayah yang sulit dijangkau akibat terjebak di tengah area pertempuran.
Pendonor terbesar adalah Uni Eropa yang akan membantu sebanyak 1,2 juta miliar dolar AS. Sementara itu Kuwait, Amerika Serikat, dan sejumlah organisasi sipil masing-masing sekitar 500 juta dolar AS.
Kontribusi besar lain muncul dari Inggris (150 juta dolar AS), Uni Emirat Arab (100 juta dolar AS) dan Norwegia (93 juta dolar AS). Sementara itu Menteri Luar Negeri Qatar, Khalid al-Attiyah mengusulkan bantuan khusus untuk pendidikan anak-anak Suriah.
Di antara penerima bantuan itu adalah Yordania dan Lebanon yang saat ini menampung hampir 2,5 juta pengungsi dari Suriah.
Kuwait selama tiga tahun terakhir selalu menggelar konferensi bantuan untuk Suriah dan berhasil mengumpulan hampir delapan miliar dolar AS.
Konferensi pada Selasa ini dihadiri oleh perwakilan dari hampir 80 negara yang didahului oleh pertemuan sejumlah organisasi non-pemerintah. Lembaga-lembaga itu berhasil mengumpulkan bantuan senilai 506 juta dolar AS.
"Jika bantuan yang dibutuhkan tidak berhasil tercapai, maka resiko bencana kemanusiaan yang berbahaya dan mengerikan akan semakin besar," kata Abdullah al-Maatuq, utusan khusus PBB untuk urusan kemanusiaan.
Pada pekan lalu, Ban mengatakan bahwa perang di Suriah telah memaksa 7,6 warga Suriah mengungsi dan 3,9 juta lainnya harus mencari perlindungan di negara lain. Sejak dimulainya konflik pada 2011, sudah 215.000 orang menjadi korban tewas.
Mengingat kondisi itu, PBB berharap dapat mengumpulkan bantuan senilai 8,4 milyar dolar AS pada 2015 untuk membiayai misi di Suriah. Sebanyak 5,5 milyar dolar AS akan diperuntukkan bagi pengungsi sementara sisanya untuk warga yang terjebak di tengah perang.
(Uu.G005)
Indikasi krisis tersebut diungkapkan oleh Sekretari Jenderal PBB yang menyatakan bahwa lima dari empat warga Suriah hidup dalam "kemiskinan dan penderitaan."
"Rakyat Suriah adalah korban krisis kemanusiaan terburuk dalam sejarah kekinian," kata Ban saat menghadiri penutupan acara Third International Pledging Conference for Syria.
Bantuan yang berhasil dikumpulkan dalam konferensi untuk Suriah yang ketiga ini hampir menyamai total dua konferensi sebelumnya yang mencapai 3,9 miliar dolar AS.
Dalam konferensi pers setelah acara penutupan, Ban mengatakan bahwa sebanyak "16 juta warga Suriah kini membutuhkan bantuan," terutama lima juta yang tinggal di wilayah yang sulit dijangkau akibat terjebak di tengah area pertempuran.
Pendonor terbesar adalah Uni Eropa yang akan membantu sebanyak 1,2 juta miliar dolar AS. Sementara itu Kuwait, Amerika Serikat, dan sejumlah organisasi sipil masing-masing sekitar 500 juta dolar AS.
Kontribusi besar lain muncul dari Inggris (150 juta dolar AS), Uni Emirat Arab (100 juta dolar AS) dan Norwegia (93 juta dolar AS). Sementara itu Menteri Luar Negeri Qatar, Khalid al-Attiyah mengusulkan bantuan khusus untuk pendidikan anak-anak Suriah.
Di antara penerima bantuan itu adalah Yordania dan Lebanon yang saat ini menampung hampir 2,5 juta pengungsi dari Suriah.
Kuwait selama tiga tahun terakhir selalu menggelar konferensi bantuan untuk Suriah dan berhasil mengumpulan hampir delapan miliar dolar AS.
Konferensi pada Selasa ini dihadiri oleh perwakilan dari hampir 80 negara yang didahului oleh pertemuan sejumlah organisasi non-pemerintah. Lembaga-lembaga itu berhasil mengumpulkan bantuan senilai 506 juta dolar AS.
"Jika bantuan yang dibutuhkan tidak berhasil tercapai, maka resiko bencana kemanusiaan yang berbahaya dan mengerikan akan semakin besar," kata Abdullah al-Maatuq, utusan khusus PBB untuk urusan kemanusiaan.
Pada pekan lalu, Ban mengatakan bahwa perang di Suriah telah memaksa 7,6 warga Suriah mengungsi dan 3,9 juta lainnya harus mencari perlindungan di negara lain. Sejak dimulainya konflik pada 2011, sudah 215.000 orang menjadi korban tewas.
Mengingat kondisi itu, PBB berharap dapat mengumpulkan bantuan senilai 8,4 milyar dolar AS pada 2015 untuk membiayai misi di Suriah. Sebanyak 5,5 milyar dolar AS akan diperuntukkan bagi pengungsi sementara sisanya untuk warga yang terjebak di tengah perang.
(Uu.G005)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: