Jakarta (ANTARA News) - Tim aju satuan tugas pemulangan WNI dari Yaman telah berangkat tadi pagi, dengan tugas antara lain menenukan titik kumpul WNI, pangkalan udara atau pelabuhan laut yang akan dipergunakan, dan jalur aman penerbangan atau pelayaran.

Tim aju itu beranggotakan lintas sektoral, di antaranya juga terdiri petugas dari Kementerian Luar Negeri.

“Kami masih menunggu perintah bergerak, skenario penugasan telah disusun dan diuji sebelum diterapkan. Hasil dari tim aju itulah yang akan kami pakai sebagai dasar,” kata Kepala Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, di Jakarta, Selasa.

Pesawat yang dipergunakan nanti adalah C-130 Hercules, kata dia, maka mereka akan diambil dari Skuadron Udara 31.

“Karena mereka mempunyai C-130H Hercules yang bodinya panjang,” kata Tjahjanto. Dalam batas ideal, C-130H ini mampu menerbangkan 92 personel militer bersenjata perorangan lengkap ditambah cadangan amunisi kompi.

C-130H Hercules Skuadron Udara 31 itu, kata dia, akan diperkuat juga dengan Boeing B-737 serie dari Skuadron Udara VIP 17, yang keduanya berhanggar di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma.

“Tetapi terbuka juga peluang memakai kapal perang TNI AL jika jumlah WNI yang dipulangkan lebih banyak lagi. Tentu memerhatikan pertimbangan lain sesuai perintah atasan dan pemerintah,” katanya.

“Kota Aden dan Sana’a masih berstatus merah alias berbahaya, maka salah satu skenarionya adalah memberangkatkan WNI itu dari Salalah, Oman,” kata dia. Jarak Aden-Salalah sekitar tujuh hingga delapan jam berkendara darat.