Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 16 bangunan di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, akan direnovasi supaya selanjutnya bisa menjadi tempat kegiatan kreatif maupun komersial.

Upaya revitalisasi Kota Tua Jakarta itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) selaku pemilik gedung dan PT Pembangunan Kota Tua Jakarta (Jakarta Old Town Revitalization Corporation/JOTRC) selaku pelaksana revitalisasi di Wisma ITC, Jakarta Pusat, Selasa.


Direktur Utama PT Pembangunan Kota Tua Jakarta Lin Che Wei mengatakan ke-16 bangunan milik PT PPI itu antara lain ada di Jalan Kalibesar Timur Raya, Jalan Kalibesar Timur IV, Jalan Pintu Besar Utara, dan Jalan Malaka.


"Hitungannya berdasarkan sertifikat, sebenarnya ada 17 bangunan yang akan direvitalisasi tapi yang bersertifikat HGB ada 16," kata Lin.

Direktur Utama PT PPI Wahyu Suparyono mengatakan aset Bangunan Cagar Budaya PT PPI di kawasan Kota Tua yang menjadi objek wisata luasnya total lebih dari 11.438 meter persegi. Sementara nilai total aset PT PPI di Kota Tua Jakarta, menurut dia, lebih dari Rp20 miliar.

Gedung bersejarah yang kini menjadi milik PPI antara lain adalah gedung bekas toko kelontong Van Vlueten & Cox yang dibangun tahun 1856.

Selain itu ada gedung bekas Tjipta Niaga yang dibangun tahun 1912 dan dirancang oleh arsitek Ed Cuypers En Hulswit. Gedung tersebut pernah menjadi kantor Internationale Credit en Handels Maatschappij.

PPI juga memiliki bangunan bekas toko buku dan penerbitan Belanda, G Kolff ft Co (1848), di Jalan Kalibesar Timur III dan Gedung Rotterdam Lloyd.

Lin mengatakan revitalisasi bangunan-bangunan di Kota Tua Jakarta membutuhkan dana Rp150 miliar lebih.

Dari 16 gedung yang akan direnovasi, ia melanjutkan, sepertiganya masih dalam kondisi cukup baik dan ada tujuh yang sudah rubuh.

"Kendala dalam revitalisasi adalah kadang-kadang kurangnya sumber untuk mengembalikan fasad bangunan asli karena kita tidak ada foto," katanya.


Lin Che Wei mengatakan proyek revitalisasi gedung dilakukan dengan melibatkan arsitek seperti Andra Matin, Yori Antar, Ichsan Harja Nugraha, serta arsitek dari firma Office for Metropolitan Architecture (OMA) yang berbasis di Rotterdam, Belanda.


Proyek revitalisasi gedung-gedung di Kota Tua Jakarta ditargetkan selesai dalam dua tahun.