Anggota DPR minta pemkab Sukabumi perhatikan pengungsi
30 Maret 2015 19:31 WIB
Longsor Sukabumi Tim SAR dibantu warga mengevakuasi jenazah yang tertimbun tanah longsor di Kampung Tegalpanjang, Kecamatan Cireunghas, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (29/3/15). Bencana tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (28/3/15) malam, mangakibatkan 12 orang tertimbun tanah longsor dan menghancurkan 11 rumah warga. (ANTARA FOTO/Budiyanto) ()
Sukabumi (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Yudi Widiana Adia mengimbau kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi memperhatikan penanganan pengungsi korban longsor di Kampung Cimerak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Pemkab Sukabumi harus mulai menyiapkan lokasi untuk relokasi pengungsi mengingat kondisi tanah di kawasan tempat terjadinya longsor bersifat labil dan rawan terulang kejadian serupa," katanya di Sukabumi, Senin.
Menurut dia, saat ini pengungsi membutuhkan tempat hunian sementara karena lokasi kejadian masih rawan longsor susulan. Ia berharap pemerintah Kabupaten Sukabumi bergerak cepat menyediakan hunian sementara untuk para pengungsi.
Selain itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan Basarnas maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar kebutuhan pengungsi disediakan, terutama bahan makanan, pakaian, dan obat-obatan.
Berdasarkan laporan dari lapangan, longsor mengakibatkan 12 korban jiwa meninggal dimana satu orang hingga siang tadi belum berhasil diketemukan. Selain itu sebanyak 97 kepala keluarga atau sekitar 293 jiwa harus mengungsi serta 11 rumah warga mengalami rusak berat akibat tertimbun tanah.
"Berdasarkan laporan BNPB sudah ada peringatan mengenai sejumlah daerah yang rawan longsor termasuk di Kabupaten Sukabumi, sayangnya sistem peringatan dini tidak berjalan," tambahnya.
Politisi PKS ini mengatakan, banyaknya daerah longsor di Kabupaten Sukabumi diakibatkan bertambahnya penduduk dan permukiman yang menempati daerah-daerah rawan longsor tanpa didukung mitigasi struktural dan nonstruktural yang memadai menyebabkan resiko tinggi longsor. Bahkan Kabupaten Sukabumi menempati posisi ketiga kawasan rawan bencana di Indonesia.
Oleh karena itu, Yudi meminta pemerintah daerah mengaktifkan sistem peringatan dini mengingat Sukabumi merupakan daerah rawan bencana alam terutama longsor. Berdasarkan laporan BNPB, Sukabumi termasuk kawasan paling labil sehingga potensi longsor cukup tinggi.
"Sebagai daerah rawan bencana maka sistem peringatan dini maupun sistem mitigasi bencana harus menempati prioritas tinggi," katanya.
"Pemkab Sukabumi harus mulai menyiapkan lokasi untuk relokasi pengungsi mengingat kondisi tanah di kawasan tempat terjadinya longsor bersifat labil dan rawan terulang kejadian serupa," katanya di Sukabumi, Senin.
Menurut dia, saat ini pengungsi membutuhkan tempat hunian sementara karena lokasi kejadian masih rawan longsor susulan. Ia berharap pemerintah Kabupaten Sukabumi bergerak cepat menyediakan hunian sementara untuk para pengungsi.
Selain itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan Basarnas maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar kebutuhan pengungsi disediakan, terutama bahan makanan, pakaian, dan obat-obatan.
Berdasarkan laporan dari lapangan, longsor mengakibatkan 12 korban jiwa meninggal dimana satu orang hingga siang tadi belum berhasil diketemukan. Selain itu sebanyak 97 kepala keluarga atau sekitar 293 jiwa harus mengungsi serta 11 rumah warga mengalami rusak berat akibat tertimbun tanah.
"Berdasarkan laporan BNPB sudah ada peringatan mengenai sejumlah daerah yang rawan longsor termasuk di Kabupaten Sukabumi, sayangnya sistem peringatan dini tidak berjalan," tambahnya.
Politisi PKS ini mengatakan, banyaknya daerah longsor di Kabupaten Sukabumi diakibatkan bertambahnya penduduk dan permukiman yang menempati daerah-daerah rawan longsor tanpa didukung mitigasi struktural dan nonstruktural yang memadai menyebabkan resiko tinggi longsor. Bahkan Kabupaten Sukabumi menempati posisi ketiga kawasan rawan bencana di Indonesia.
Oleh karena itu, Yudi meminta pemerintah daerah mengaktifkan sistem peringatan dini mengingat Sukabumi merupakan daerah rawan bencana alam terutama longsor. Berdasarkan laporan BNPB, Sukabumi termasuk kawasan paling labil sehingga potensi longsor cukup tinggi.
"Sebagai daerah rawan bencana maka sistem peringatan dini maupun sistem mitigasi bencana harus menempati prioritas tinggi," katanya.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: