Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai publik perlu dijelaskan terkait sistem pengelolaan bahan bakar minyak (BBM) terkini sehingga dapat memahami ketika terjadi fluktuasi harga BBM.

"Yang sekarang perlu dilakukan adalah penjelasan kepada publik secara lebih optimal sehingga masyarakat bisa memahami. Saya rasa ini tanggungjawab kita bersama," ujar Agus saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Senin.

Mulai pukul 00.00 WIB, Sabtu (28/3) dini hari , harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar naik masing-masing Rp500 per liter. Untuk wilayah luar Jawa-Madura-Bali, harga premium menjadi Rp7.300 per liter dari sebelumnya Rp6.800/liter. Solar menjadi Rp6.900 dari sebelumnya Rp6.400/liter.

Sementara itu, untuk wilayah Jawa-Madura-Bali, premium naik menjadi Rp7.400 dari harga sebelumnya Rp6.900 dan solar menjadi Rp6.900 dari sebelumnya Rp6.400 per liter.

Agus mengatakan, fluktuasi harga minyak dunia memang juga dipengaruhi oleh gejolak politik salah satunya yakni serangan yang dilakukan Arab Saudi ke Yaman.

"Itu memang berdampak ke harga minyak dunia, tapi kenaikan harga BBM di Indonesia masih dalam batas yang terkelola," kata Agus.

Agus meyakini sistem pengendalian harga BBM di Indonesia sudah lebih sehat dibandingkan sebelumnya yang memberikan kesempatan berupa ruang fiskal yang dapat digunakan untuk membangun infrastruktur dan mensejahterakan rakyat miskin.

"Oleh karena itu, mari kita sosialisasikan yang baik. Kita tidak boleh berhenti menjelaskan kepada masyarakat tentang sistem harga BBM di Indonesia," kata Agus.