Wapres minta pemrpov bersihkan Sungai Batanghari
28 Maret 2015 23:53 WIB
Kunjungan Wapres di Jambi Wakil Presiden Jusuf Kalla (ketiga kiri) didampingi Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (keempat kiri) berjalan di atas Jembatan Pedestrian saat kunjungan kerja di Jambi, Sabtu (28/3). (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/Asf/Spt/15)
Jambi (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Pemerintah Provinsi Jambi membuat program pembersihan air Sungai Batanghari agar tidak terlihat keruh seperti sekarang ini.
Dalam 10 tahun ke depan, Wapres, yang datang ke Jambi untuk meresmikan jembatan pedestrian dan menara Gentala Arasy, Sabtu, meminta air sungai Batanghari Jambi bisa bersih seperti beberapa tahun sebelumnya.
Menurut Kalla, orang yang tinggal di pinggir sungai itu selalu dinamis.
Sungai Batanghari, lanjutnya, harus dibangun untuk menjadi sumber kemakmuran.
Namun, Wapres menyayangkan lokasi museum Gentala Arasy yang diresmikan terlalu sempit.
Seharusnya, katanya, museum memiliki ruang terbuka hijau, sehingga terlihat dari jauh.
"Jembatan pedestrian dan museum Gentala Arasy ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Jambi. Tujuannya memajukan Negeri Jambi. Jembatan ini bentuk kenikmatan selain pendidikan dan kesehatan. Memang tugasnya pemerintah memberikan kesejahteraan kepada masyarakat," kata Kalla.
Di samping itu, lanjutnya, pembangunan infrastruktur juga harus ditingkatkan, sehingga ekonomi Jambi berkembang dengan pesat.
"Jambi itu kaya. Karena memiliki perkebunan yang luas, sumber gas, pertanian dan beberapa sumber kekayaan lainnya," tambahnya.
Pemerintah, katanya, juga harus membangun rakyat yang harmonis dan berkeadilan.
"Sekaya-kayanya negara, tanpa harmoni dan keadilan, akan hancur," ujarnya.
Wapres mengungkapkan, peresmian jembatan pedestrian dan museum Gentala Arasy ini akan memberikan manfaat kepada masyarakat Jambi yang salah satunya menarik perhatian wisatawan.
Oleh karena itu, ia meminta Pemerintah Provinsi Jambi untuk merawat apa yang telah dibangun.
Jika tidak, maka jembatan dan museum ini hanya menjadi lambang Pemerintah Provinsi Jambi saja.
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus mengatakan, jembatan Gentala Arasy itu dibangun dengan lebar 4,5 meter dan panjang 503 meter.
Jembatan ini untuk memudahkan pejalan kaki dari kota ke seberang Jambi. Sedangkan museum yang dibangun ini merupakan sejarah masuknya Islam ke Jambi.
Hadirnya menara Gentala Arasy ini akan memberi ruang ekonomi kreatif kepada masyarakat Jambi, terutama masyarakat seberang Kota Jambi.
Pemprov, lanjutnya, nantinya juga akan menyediakan kapal pesiar untuk wisatawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi Benhard Panjaitan mengatakan, jembatan pedestrian yang menjadi ikon Provinsi Jambi itu mempunyai kekuatan yang cukup baik yakni bisa menampung 4000 manusia.
Ketinggian jembatan dari dasar air mencapai delapan meter ketika kondisi air naik dan 12 meter ketika surut.
Ia mengatakan, jembatan pedestrian merupakan jembatan pertama di Indonesia.
Dalam 10 tahun ke depan, Wapres, yang datang ke Jambi untuk meresmikan jembatan pedestrian dan menara Gentala Arasy, Sabtu, meminta air sungai Batanghari Jambi bisa bersih seperti beberapa tahun sebelumnya.
Menurut Kalla, orang yang tinggal di pinggir sungai itu selalu dinamis.
Sungai Batanghari, lanjutnya, harus dibangun untuk menjadi sumber kemakmuran.
Namun, Wapres menyayangkan lokasi museum Gentala Arasy yang diresmikan terlalu sempit.
Seharusnya, katanya, museum memiliki ruang terbuka hijau, sehingga terlihat dari jauh.
"Jembatan pedestrian dan museum Gentala Arasy ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Jambi. Tujuannya memajukan Negeri Jambi. Jembatan ini bentuk kenikmatan selain pendidikan dan kesehatan. Memang tugasnya pemerintah memberikan kesejahteraan kepada masyarakat," kata Kalla.
Di samping itu, lanjutnya, pembangunan infrastruktur juga harus ditingkatkan, sehingga ekonomi Jambi berkembang dengan pesat.
"Jambi itu kaya. Karena memiliki perkebunan yang luas, sumber gas, pertanian dan beberapa sumber kekayaan lainnya," tambahnya.
Pemerintah, katanya, juga harus membangun rakyat yang harmonis dan berkeadilan.
"Sekaya-kayanya negara, tanpa harmoni dan keadilan, akan hancur," ujarnya.
Wapres mengungkapkan, peresmian jembatan pedestrian dan museum Gentala Arasy ini akan memberikan manfaat kepada masyarakat Jambi yang salah satunya menarik perhatian wisatawan.
Oleh karena itu, ia meminta Pemerintah Provinsi Jambi untuk merawat apa yang telah dibangun.
Jika tidak, maka jembatan dan museum ini hanya menjadi lambang Pemerintah Provinsi Jambi saja.
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus mengatakan, jembatan Gentala Arasy itu dibangun dengan lebar 4,5 meter dan panjang 503 meter.
Jembatan ini untuk memudahkan pejalan kaki dari kota ke seberang Jambi. Sedangkan museum yang dibangun ini merupakan sejarah masuknya Islam ke Jambi.
Hadirnya menara Gentala Arasy ini akan memberi ruang ekonomi kreatif kepada masyarakat Jambi, terutama masyarakat seberang Kota Jambi.
Pemprov, lanjutnya, nantinya juga akan menyediakan kapal pesiar untuk wisatawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi Benhard Panjaitan mengatakan, jembatan pedestrian yang menjadi ikon Provinsi Jambi itu mempunyai kekuatan yang cukup baik yakni bisa menampung 4000 manusia.
Ketinggian jembatan dari dasar air mencapai delapan meter ketika kondisi air naik dan 12 meter ketika surut.
Ia mengatakan, jembatan pedestrian merupakan jembatan pertama di Indonesia.
Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: