Lawan gerakan radikal dengan dakwah, kata Wapres
28 Maret 2015 14:18 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan masjid harus mempertahankan cara-cara dakwah yang moderat untuk mencegah munculnya gerakan-gerakan radikal seperti ISIS.(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jambi (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan masjid harus mempertahankan cara-cara dakwah yang moderat untuk mencegah munculnya paham dan gerakan radikal seperti Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS).
"Dalam berdakwah itu harus yang lembut, yang moderat, dan kedua harus bermanfaat bagi masyarakat," kata Wakil Presiden, yang pada Sabtu mengunjungi Jambi untuk melantik Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jambi.
"Kalau tidak nanti bisa muncul paham-paham dan gerakan radikal," kata Jusuf Kalla, yang juga ketua DMI.
Ia mengakui gerakan-gerakan radikal seperti ISIS mulai berusaha menyampaikan pemikiran mereka ke siswa-siswa sekolah.
"Orang dihukum karena perbuatannya bukan pikirannya, karena itu harus dilawan dengan dakwah yang baik," katanya.
"Kita berbangga Islam di Indonesia damai. Kita bersyukur tidak ada bom bunuh diri di masjid, tidak ada paham-paham yang saling menghancurkan. Tapi kita mulai mendengar ada paham-paham radikal, tapi kita harapkan tidak terjadi seperti di Nigeria, Yaman, Suriah," katanya.
"Dalam berdakwah itu harus yang lembut, yang moderat, dan kedua harus bermanfaat bagi masyarakat," kata Wakil Presiden, yang pada Sabtu mengunjungi Jambi untuk melantik Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jambi.
"Kalau tidak nanti bisa muncul paham-paham dan gerakan radikal," kata Jusuf Kalla, yang juga ketua DMI.
Ia mengakui gerakan-gerakan radikal seperti ISIS mulai berusaha menyampaikan pemikiran mereka ke siswa-siswa sekolah.
"Orang dihukum karena perbuatannya bukan pikirannya, karena itu harus dilawan dengan dakwah yang baik," katanya.
"Kita berbangga Islam di Indonesia damai. Kita bersyukur tidak ada bom bunuh diri di masjid, tidak ada paham-paham yang saling menghancurkan. Tapi kita mulai mendengar ada paham-paham radikal, tapi kita harapkan tidak terjadi seperti di Nigeria, Yaman, Suriah," katanya.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: