Presiden Direktur Tata Motor Distribusi Indonesia (TMDI) Biswadev Sengupta dalam wawancara belum lama ini mengemukakan langkah investasi dan target Tata di Indonesia. Berikut petikannya:
T (tanya) : Bagaimana Tata Motors mencitrakan diri di Indonesia ?
J (jawab) : Sama dengan di India maupun negara lainnya, kami ingin dikenal sebagai perusahaan otomotif berkualitas satu-satunya yang menyediakan jajaran paling lengkap, mulai dari mikro pickup 500 cc hingga truk ukuran besar 49 ton dan dump truck. Ada juga mini bus, bus sedang, bus besar, passanger car (kendaraan penumpang) hingga kendaraan pertahanan.
T : Di Indonesia hampir semua merek otomotif tersedia, apa yang membuat Tata tertarik masuk ke sini ?
J : Indonesia adalah pasar yang sangat besar dan ekonominya sedang bangkit. Kami melihat peluang. Kami hadir mulai September 2013, tentu belum apa-apa dibandingkan merek lain yang sudah puluhan tahun hadir di Indonesia. Kami belajar dari mereka. Yang pasti, kami sudah bertekad akan selalu ada di sini, jadi kami akan terus menghadirkan model-model Tata Motors baik kendaraan komersial maupun kendaraan untuk penumpang.
T : Anda sudah dua tahun di Indonesia, apa yang khas dari konsumen otomotif di sini?
J : Menarik. Di India, kalau orang mau beli mobil, dia akan tanya detail soal BBM/km dan harga suku cadang, biaya pengoperasian dan perawatan. Itu yang paling penting. Beli mobil mewah pun, orang di sana pilih yang pakai diesel karena harga BBM-nya lebih murah. Di sini, orang lebih percaya merek.
Sebagai gambaran, di India orang biasa mematikan mesin saat lampu merah. Saya pun waktu awal-awal datang di sini, kaget kenapa supir tidak mematikan mesin saat lampu merah.
T : Apakah karena kondisi alam Indonesia kurang lebih sama dengan India sehingga Tata yakin produknya pasti cocok di sini?
J :Kebiasaan di India kan mungkin ada yang beda, misalnya di sana lebih senang kopling disetel keras sedangkan di sini cenderung soft. Posisi duduk dan setir apakah sama, karena tinggi rata-rata orang di sana mungkin beda. Ini yang kami perhatikan dulu. Semua produk kami tes terlebih dulu dengan BBM, oli, maupun kondisi jalan di Indonesia, sehingga produk yang kami jual di sini tidak ada masalah.
T : Kiat Tata untuk diterima pasar ?
J : Saat ini penjualan pada segmen MPV, SUV, hingga truk besar turun kecuali small pick up dan pas, kami berpengalaman di situ. Kami menawarkan produk sebagai solusi di pedesaan, solusi usaha kecil. Salah satunya, kami yang pertama menawarkan pickup 700 cc diesel ACE EX2, harganya Rp72 juta OTR. Tapi bagaimana agar diterima pasar? Kami menawarkan untuk uji pakai dulu, misalnya kepada pedagang keliling. Tujuannya agar mereka tahu langsung produk kami irit dan kuat. Begitu juga untuk pickup turbo diesel 1.400 cc, versi angkotnya mulai digunakan di Bandung, Tangerang, dan lain-lain. Supir dan pemilik angkot suka karena biaya BBM berkurang dan angkotnya bisa bawa 15 penumpang.
T : Tapi, jika sukses, merek lain juga tentunya akan segera membuat produk yang sejenis.
J : Itu malah bagus, lagi pula Indonesia ini sangat besar, jadi saya kira pasarnya masih sangat luas. Pick-up kecil kami itu memang untuk orang yang punya usaha, sudah terjual 1 juta unit di berbagai negara. Makin banyak orang wirausaha, makin bagus untuk negeri ini, bukan?
*****
T : Indonesia adalah negara dengan ekonomi di dunia. Menurut anda, apakah sudah waktunya kami punya mobil nasional?
J :Indonesia negara besar, sepatutnya punya national vehicle (kendaraan nasional), jadi tidak harus national car (mobil nasional). Mobil untuk penumpang hanya cocok di perkotaan. Lebih dari setengah masyarakat Indonesia ada di pedesaan, mungkin lebih cocok kendaraan nasional yang menjadi solusi di pedesaan.
T : Apakah Tata tertarik membantu Indonesia mengembangkan kendaraan nasional?
J : National vehicle itu tidak sekadar bisnis tapi membangun kebanggaan nasional. Kami terbuka untuk kerja sama tapi tentunya harus dilihat dulu proposalnya, harus ada pedoman dan dukungan pemerintah.
T : Investasi yang sudah ditanamkan di Indonesia ?
J : Saat ini kami sudah investasi di sini, yaitu membangun brand, membangun jaringan dealer dan bengkel, mengadakan program pelatihan yang bahkan sudah kami lakukan sebelum produk datang.
Investasi bukan bicara soal pabrik. Membangun pabrik itu paling gampang dan membangun merek itu yang paling susah. Misalnya, kami datang dan langsung bangun pabrik padahal merek belum terbangun. Siapa yang akan beli? jadi, pasarnya harus dibuat dulu. Bukankah belum lama ini ada pabrik yang terpaksa tutup karena penjualan kurang? Tentu, jika penjualan sudah bagus, melokalkan pabrik itu suatu keharusan.
T : Bagaimana dengan penjualan Tata saat ini?
J : Rata-rata sebulan kami menjual 130 kendaraan baik komersial maupun kendaraan penumpang. Kami pelan saja tumbuhnya, fokus kami saat ini bukan berapa banyak unit terjual, kami sedang konsentrasi membangun merek, memperbanyak dealer dan workshop.
T : Strategi apa untuk mengenalkan produk Tata di sini?
J : Kampanye yang masif mungkin belum saatnya karena kami belum tersedia di semua tempat. Kami saat ini fokus agar di semua wilayah yang menjual Tata, ada bengkel dan suku cadangnya 1 x24 jam tersedia atau gratis jika tak sampai/tersedia. Target kami ada 25 dealer dan 54 workshop hingga akhir tahun depan di Jawa, Sumatra, dan Bali.
T : Model-model yang akan didatangkan Tata Motors?
J : Saat ini kami sudah memasarkan enam model, yaitu hatcback Vista, MPV Aria, SUV Storme, dan pick up Xenon, ACE dan Super ACE. Tahun ini ada 4 sampai 5 model yang yang kami datangkan, kendaraan komersial maupun kendaraan untuk penumpang. Kami juga mulai memperkenalkan truk berat Prima.
T : Kehadiran Tata di Indonesia membuka lapangan kerja?
J : Saat ini sudah sekitar 500 orang yang bekerja karena kehadiran Tata. Di kantor pusat sekitar 65 orang dan selebihnya adalah mereka yang bekerja di dealer dan workshop. Ini akan terus bertambah karena kami akan menambah terus dealer dan workshop.