Surabaya (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan bahwa industri rokok tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa dan budaya masyarakat Indonesia.

"Perkembangan industri rokok telah menjadi bagian sejarah bangsa dan budaya masyarakat kita, khususnya rokok kretek yang merupakan komoditas berbasis tembakau yang 'sangat Indonesia'," kata Menperin dalam kunjungan kerja ke PT Gudang Garam Tbk di Kediri, Jawa Timur, Jumat.

Ia mengatakan, industri rokok juga merupakan salah satu warisan nenek moyang bangsa dan sudah mengakar secara turun temurun.

"Berdasarkan fakta tersebut, kita berharap di masa mendatang, perkembangan dan kontribusi Industri Hasil Tembakau menjadi lebih kuat bagi kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.

Menperin menyatakan, industri rokok merupakan kearifan lokal yang mampu bersaing dan bertahan menjadi industri dalam negeri yang berkontribusi nyata bagi perekonomian bangsa, melalui penyerapan tenaga kerja dan kontribusi kepada pendapatan negara lewat cukai.

Nilai ekspor rokok dan cerutu pada 2014 mencapai nilai 804,7 juta dolar AS. Nilai ekspor tersebut meningkat rata-rata 14,1 persen per tahun.

"PT. Gudang Garam Tbk, yang berdiri sejak 1958 dan dirintis dari industri rumahan yang memproduksi kretek, telah menjadi perusahaan berdaya saing global seperti saat ini," kata Menperin.

Realisasi produksinya mencapai 74,475 miliar batang dan penjualan luar negeri sebesar 4,08 miliar batang, serta menyerap tenaga kerja sebanyak 43.000 orang.

"Kami berharap, di tahun-tahun kedepan PT Gudang Garam masih akan terus berkembang dan menjaga citra mereknya serta tetap mempertahankan poduksi kretek demi penyerapan tenaga kerja terutama masyarakat sekitar lingkungan pabrik," katanya.