UEA dan PBNU sepakat ISIS harus diperangi
26 Maret 2015 21:00 WIB
Kunjungan Royal Family Uni Emirat Arab Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (kanan) berbincang dengan Anggota Keluarga Kerajaan Uni Emirat Arab Syaikh Mohammed bin Hamdan bin Yazed al Nahyan ketika pertemuan dengan sejumlah pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta, Kamis (26/3). (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Jakarta (ANTARA News) - Uni Emirat Arab dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sepakat bahwa gerakan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) harus diperangi karena mencoreng Islam dan memusuhi kemanusiaan.
Hal itu terungkap dalam pertemuan antara adik ipar Emir UEA Syaikh Mohammed bin Hamdan bin Zayed An Nahyan dengan jajaran PBNU di Jakarta, Kamis.
"Tadi secara tegas disampaikan bahwa Syaikh Mohammed bin Hamdan juga kecewa dengan aksi-aksi ISIS dan mendukung agar umat Islam memerangi ISIS," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj selepas acara.
Said Aqil menambahkan Syaikh Mohammed bin Hamdan juga mengungkapkan sepaham dengan cara-cara dakwah ala Nahdlatul Ulama yang mengedepankan kesantunan.
"Mazhab Beliau Maliki, sepaham dengan cara dakwah NU dan ingin melakukan hal yang sama di negaranya," kata Said Aqil.
Selain membicarakan soal ISIS, kedatangan Syaikh Mohammed bin Hamdan ke PBNU juga dalam rangka penjajakan kerja sama dengan NU, antara lain di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, perdagangan, dan investasi.
"Khusus pendidikan, Beliau menawarkan beasiswa, karena di sana Beliau memiliki dan mengelola universitas swasta," ujar Said Aqil.
Ditanya mengenai mulai terpengaruhnya sejumlah Warga Negara Indonesia dengan bujukan bergabung dengan ISIS, Said Aqil menyesalkan itu dan berharap pemerintah tidak tinggal diam.
"Apa yang dilakukan ISIS itu bukan ajaran Islam. Jadi, saya menyesalkan kalau masih ada warga negara yang tergiur bergabung dengan ISIS," kata Said Aqil.
"Itu tugas Pemerintah untuk membendung dan menghadang kalau ada warga negara yang terindikasi akan bergabung dengan ISIS," tambah dia.
Hal itu terungkap dalam pertemuan antara adik ipar Emir UEA Syaikh Mohammed bin Hamdan bin Zayed An Nahyan dengan jajaran PBNU di Jakarta, Kamis.
"Tadi secara tegas disampaikan bahwa Syaikh Mohammed bin Hamdan juga kecewa dengan aksi-aksi ISIS dan mendukung agar umat Islam memerangi ISIS," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj selepas acara.
Said Aqil menambahkan Syaikh Mohammed bin Hamdan juga mengungkapkan sepaham dengan cara-cara dakwah ala Nahdlatul Ulama yang mengedepankan kesantunan.
"Mazhab Beliau Maliki, sepaham dengan cara dakwah NU dan ingin melakukan hal yang sama di negaranya," kata Said Aqil.
Selain membicarakan soal ISIS, kedatangan Syaikh Mohammed bin Hamdan ke PBNU juga dalam rangka penjajakan kerja sama dengan NU, antara lain di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, perdagangan, dan investasi.
"Khusus pendidikan, Beliau menawarkan beasiswa, karena di sana Beliau memiliki dan mengelola universitas swasta," ujar Said Aqil.
Ditanya mengenai mulai terpengaruhnya sejumlah Warga Negara Indonesia dengan bujukan bergabung dengan ISIS, Said Aqil menyesalkan itu dan berharap pemerintah tidak tinggal diam.
"Apa yang dilakukan ISIS itu bukan ajaran Islam. Jadi, saya menyesalkan kalau masih ada warga negara yang tergiur bergabung dengan ISIS," kata Said Aqil.
"Itu tugas Pemerintah untuk membendung dan menghadang kalau ada warga negara yang terindikasi akan bergabung dengan ISIS," tambah dia.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: