Jayapura (ANTARA News) - Mantan pemain tim Persipura Jayapura era 1980-an Nico Dimo berpendapat bahwa naturalisasi pemain asing bukan satu-satunya solusi mencapai prestasi di kancah Asia atau bahkan internasional.

"Timnas senior Indonesia mengumpul pemain naturalisasi bukan solusi untuk tembus Piala Dunia atau event lainnya," kata Nico Dimo di Kota Jayapura, Papua, Kamis malam.

Naturalisasi pemain asing menjadi warga Indonesia, kata Dimo tela mencoreng sepak bola tanah air, yang dilahirkan dengan konsep pemersatu.

"Timnas mati suri pascanaturalisasi pemain asing. Dan hal ini nantinya membuktikan bahwa kita hanya jago di lapangan hijau lewat naturalisasi pemain," katanya.

Sementara kompetisi Liga Super Indonesia yang dikatakan telah memiliki nilai jual bagus ternyata dijadikan proyek pencetakan pemain nasional bagi pemain asing lewat naturalisasi oleh induk olahraga sepak bola yakn PSSI.

"Ini memalukan. Kenapa kita tidak belajar kepada Jerman, Belanda dan Spanyol atau Italia yang membentuk tim lewat materi pemain yang dipanggil ke Timnas, berdasar dari klub yang juara di level kompetisi lokal negara mereka," katanya.

Tapi di Indonesia, lanjut Dimo, lebih mengutamakan memilih pemanggilan pemain naturalisasi, padahal banyak talenta-talenta sepak bola di tanah air yang seharusnya diberikan kesempatan bermain di Timnas.

"Bagi saya ini. Memalukan anak negeri sendiri. Harapannya hal ini bisa menjadi masukkan bagi PSSI. Saya mengkritik untuk membangun bukan lainnya. Saya ingin Timnas kita berjaya dengan anak-anak negeri sendiri," katanya.

Selain itu, Nico Dimo yang juga Wakil ketua Asosiasi Mantan Pemain Persipura (AMPP) menyinggung soal laga Timnas menjamu Kamerun, dimana ada sejumlah pemain yang diturunkan oleh pelatih Beny Dollo dianggap belum memberikan kontribusi maksimal bagi klubnya masing-masing.

"Seperti Zulham Zamrun, dia jarang diturunkan pada klubnya Persipura tetapi bisa main lebih lama dari rekan-rekannya. Namun, perbandingan terbalik dengan gelandang Imanuel Wanggai yang jadi pemain inti di klubnya tetapi tidak dimainkan," katanya.

"Inikan aneh. Tetapi mungkin ini juga strategi pelatih saat laga tersebut. Kedepan, mungkin harus banyak anak-anak negeri yang dipanggil ke Timnas ketimbang, pemain naturalisasi," tambahnya.