Pretoria (ANTARA News) - Indonesia, di mata seorang warga Afrika Selatan Haroon Aziz, adalah sebuah negara maritim dengan ribuan pulau dan berpenduduk Muslim terbesar di dunia.
Tidak hanya itu, Indonesia adalah salah satu negara penggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955 yang memiliki arti penting bagi Afrika Selatan.
Meski belum pernah menginjakkan kaki ke Indonesia, Haroon merasa terhubung dengan Indonesia salah satunya melalui KAA atau yang juga dikenal dengan Konferensi Bandung.
Haroon adalah penulis buku dan peneliti bidang energi nuklir. Kini ia tengah menulis biografi tentang Molvi Ismail Cachalia, tokoh Afrika Selatan yang mengikuti KAA di Bandung.
Ketika berbicara tentang Indonesia, selain KAA, ia juga menyinggung tentang Presiden Soekarno, Presiden Joko Widodo, dan usaha kecil menengah (UKM) di Tanah Air.
"Presiden Soekarno tidak hanya berjasa pada kemerdekaan Indonesia tetapi juga gerakan negara ketiga...," katanya saat ditemui di kediaman Saeeda Cachalia, putri dari Molvi Cachalia, di Johannesburg, Afrika Selatan, Selasa (24/3).
Ia memotret Soekarno sebagai seorang pemimpin yang mencetuskan konsep Trisakti dan menegaskan status Indonesia sebagai negara maritim.
"Indonesia adalah negara dengan indentitas negara maritim. Prancis selatan telah kehilangan identitas itu, India, dan juga Tiongkok," katanya.
Pujian juga ia berikan untuk Presiden Joko Widodo. Walaupun belum pernah bertemu langsung, dan hanya mengikuti melalui media, Haroon menilai Jokowi memberi tinjauan masa depan untuk menetapkan Indonesia menjadi pusat perdagangan internasional.
Ia juga memuji Jokowi yang berusaha memperkuat sektor maritim Indonesia dan pemerataan ekonomi di seluruh provinsi di Tanah Air.
"Menurut saya, Presiden Joko Widodo sangat bijaksana," katanya.
UKM
Hal lain yang menarik perhatiannya tentang Indonesia adalah UKM. Menurut Haroon, keberadaan UKM menjadikan Indonesia tidak terlalu bergantung pada asing.
Konsep UKM inilah yang berusaha dipelajari lebih lanjut di Afrika Selatan dan dalam waktu dekat akan diterbitkan modul tentang UKM untuk kemudian diterapkan, ujarnya.
"Saat krisis 2008, Indonesia tidak terlalu terpengaruh karena tidak tergantung pada investasi asing tetapi mengadalkan usaha kecil menengah," kata pria yang menulis buku, di antaranya berjudul "The Science and Politics of Iran's Nuclear Power" dan "Cuba: Roots of Hope" itu.
Indonesia di mata Haroon Aziz
Oleh Heppy Ratna
26 Maret 2015 16:34 WIB
Indonesia di mata Haroon Aziz. (ANTARANEWS/Ardika)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: