Berlin (ANTARA News) - Pihak berwenang menyebutkan bahwa Airbus A320 yang dioperasikan anak perusahaan maskapai Jerman Lufthansa, Germanwings, yang jatuh di Pegunungan Alpen, Prancis, hari ini, mengirimkan sinyal "distress" sekitar 52 menit setelah tinggal landas, sebelum akhirnya jatuh. Sedangkan teori lain menyebutkan pesawat sempat terbang menukik dari ketinggian jelajah normalnya.

"Distress" adalah situasi di mana pesawat dan penumpangnya sudah pasti sedang terancam bahaya dan memerlukan pertolongan dengan segera.

Sementara itu data sebuah laman data pelacakan jalur terbang pesawat menyebutkan bahwa A320 Germanwings terbang menukik secara tajam dari ketinggian jelajah 35.000 kaki, namun ini tidak jatuh secepat umumnya pesawat yang telah total kehilangan kendalinya.

Namun para pakar keamanan mengingatkan untuk mengabaikan data pihak ketiga, khususnya jika kecelakaan terjadi di daerah terpencil, apalagi kotak hitam diperkirakan akan dengan cepat ditemukan sehingga penyebab jatuhnya pesawat bisa segera diketahui.

Kecelakaan itu sendiri terjadi di sebuah wilayah Alpen yang umum diketahui sebagai tempat olah raga ski, mendaki dan arung jeram. Namun wilayah seperti ini biasanya sulit untuk dicapai oleh tim penyelamat.

Semua helikopter dan wahana penyelamat sudah tersedia di lapangan, namun kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk melakukan pencarian.

"Akan ada banyak awan menutup sore ini, dengan badai setempat, salju di atas 1.800 meter dan awan relatif rendah. Itu tidak akan membantu helikopter untuk bekerja," kata seorang pejabat dari pusat cuaca setempat kepada Reuters.