Pretoria (ANTARA News) - Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan merangkap Lesotho, Swaziland, dan Botswana, Suprapto Martosetomo mendorong para pelaku usaha di Tanah Air untuk menjajaki peluang investasi dan memanfaatkan pasar yang masih terbuka lebar di Afrika Selatan.

"Afrika Selatan termasuk negara termaju untuk wilayah Afrika, kalau dilihat infrastrukturnya juga sangat bagus khususnya infrastruktur untuk jalan... Jadi jangan takut masuk ke sini," katanya, ketika ditemui di ruang kerjanya di KBRI Pretoria, Senin (23/3) waktu setempat.

Selain didukung infrastruktur yang bagus, letak Afrika Selatan yang strategis sebagai pintu masuk ke negara tetangga seperti Zimbabwe, Botswana, Lesotho, dan Swaziland, menjadikannya sebagai pasar yang potensial.

Menurut Suprapto, peluang besar itu sudah dibaca oleh Tiongkok, dan sejumlah negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam yang begitu agresif memanfaatkan peluang. Malaysia, misalnya, sudah memasuki bisnis real estate, Thailand menguasai sejumlah hotel di Afsel, dan Tiongkok berencana membangun pabrik lokomotif, jelasnya.

Kemudian untuk Vietnam, meski tergolong pemain baru di Afsel, namun dengan cepat menguasai pasar salah satunya produk furnitur. "Saya lihat sendiri demikian agresifnya pengusaha Vietnam," katanya.

Sementara untuk Indonesia, menurut data Kementerian Perdagangan, ekspor nonmigas ke Afrika Selatan dari tahun ke tahun mulai 2010 hingga 2014 mengalami peningkatan sekitar 13,94 persen. Pada 2014, nilai ekspor nonmigas tercatat 1,379 miliar dolar Amerika Serikat.

Nilai ekspor tersebut masih bisa ditingkatkan lagi, apalagi Afrika Selatan merupakan hub untuk semua produk dan ketergantungan negara tetangga sangat besar terhadap Afsel.

"Kita masih kalah dengan Vietnam kenapa, ini karena masalah keagresifan para pengusaha kita... Kita sudah banyak mengikuti exhibition, pameran-pameran internasional tapi dampaknya masih kurang bagus," katanya.

Ia berharap pada pertengahan 2015 akan digelar joint commission antara Indonesia-Afrika Selatan untuk membicarakan upaya peningkatan perdagangan dan hambatan-hambatan yang dialami para pengusaha serta solusinya.

Sementara, dalam waktu dekat digelar Asian African Business Summit (AABS) 2015, yang merupakan side event Konferensi Asia Afrika, yang akan mempertemukan para pengusaha Indonesia dan Afrika Selatan, juga diharapkan mampu meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara.

"Jadi jangan ragu-ragu masuk ke sini (Afrika Selatan), tentu dimulai dari pemerintah untuk membawa pengusaha kita bertemu dengan pengusaha Afsel," ujarnya.