Larantuka (ANTARA News) - Pemerintah Flores Timur akan bekerja sama dengan pihak gereja dan penduduk untuk menampung siapa saja yang datang untuk mengikuti prosesi Jumat Agung di Larantuka.

"Masalah tempat penginapan memang tetap menjadi persoalan pada setiap perayaan Jumat Agung karena para peziarah yang datang jumlahnya mencapai ribuan orang, sementara jumlah kamar hotel sangat terbatas," kata Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin di Larantuka, Selasa.

Karena itu, upaya yang dilakukan pemerintah adalah bekerja sama dengan gereja untuk meminta kesediaan umat agar mau menampung siapa saja yang datang untuk mengikuti prosesi.

Disamping itu, pemerintah juga membantu menyulap rumah-rumah penduduk menjadi home stay, sehingga bisa digunakan para tamu.

"Home stay ini tentu harganya lebih murah dibanding hotel dan bisa dijangkau seluruh lapisan masyarakat," katanya.

Persoalan yang dihadapi para peziarah Katolik dari berbagai daerah di Tanah Air dan mancanegara selama ini hanya pada masalah akomodasi, sementara di sisi lain, prosesi Jumat Agung sudah menjadi agenda wisata rohani.

Menurut dia, pemerintah secara terus menerus berupaya mendorong para pengusaha untuk membangun hotel di daerah itu, tetapi para pengusaha kurang berminat.

"Banyak juga pengusaha yang menyatakan minat dan datang ke Larantuka, tetapi setelah melakukan studi, mereka mengurungkan niat dengan alasan kurang berprospek dari segi bisnis," katanya.

Alasannya adalah karena tamu-tamu yang berkunjung ke daerah itu bersifat musiman atau hanya pada saat menjelang prosesi Jumat Agung. Selebihnya hotel dan penginapan akan sepi karena minimnya tamu.

Jumat Agung adalah Hari Jumat sebelum Minggu Paskah.