Gebrakan Menteri Susi menguntungkan sektor perikanan Bali
24 Maret 2015 09:04 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (tengah) didampingi Ketua Satgas Anti Ilegal Fishing Mas Achmad Sentosa (kanan) dan Sekjen KKP Syarif Widjaja (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai pertemuan dengan Sekretaris Angkatan Laut Amerika Serikat Ray Mabus di Jakarta. (ANTARA FOTO/David Muharmansyah)
Denpasar (ANTARA News) - Gebrakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terhadap kapal-kapal ilegal yang beroperasi menangkap ikan di perairan Indonesia mulai membuahkan hasil yang signifikan bagi pengusaha sektor perikanan Bali.
"Pertumbuhan hasil tangkapan ikan laut pada triwulan IV 2014 mencapai 98 persen (yoy) yakni sebanyak 10,6 ribu ton angka yang cukup baik," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III, Dewi Setyowati di Denpasar Selasa.
Dalam laporan kajian ekonomi regional Bali disebutkan bahwa, berdasarkan hasil survei, tingginya angka pertumbuhan tersebut berkat kondisi cuaca yang lebih mendukung dibandingkan tahun sebelumnya serta pemberantasan penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) yang dilakukan secara konsisten.
Namun perkembangan kinerja subkategori perikanan masih dibayangi dengan beberapa perusahaan eksportir Provinsi Bali yang masih belum memenuhi standar negara pembeli ikan dari Bali sehingga kinerja ekspor perikanan khususnya ikan tuna mengalami perlambatan.
Walau dalam volume pengiriman tuna ke pasaran ekspor naik hingga 60 persen dari sebanyak 16.337 ton tahun 2013 bernilai 76,8 juta dolar AS, menjadi 26.168 ton tahun 2014, dengan perolehan devisa hanya 78,4 juta dolar atau berkurang dua persen, pada hal volume naik 60 persen.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali mencatat bahwa akibat cuaca kurang menguntungkan di awal tahun 2014 sehingga hasil tangkapannya berkurang maka perolehan devisa sektor perikanan selama 2014 hanya 113 juta dolar melorot 1,5 persen dari sebelumnya 114,8 juta dolar.
Perdagangan sektor perikanan Bali sebagian besar berupa tuna segar maupun yang sudah dibekukan guna memenuhi permintaan pasar mancanegara, disamping juga memperdagangkan kepiting, ikan kakap, ikan kerapu, lobster dan ikan hias hidup.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat Jepang menjadi pasaran potensial ekspor ikan dan udang dari Bali yang menyerap 30,76 persen dari total pengapalan hasil perikanan dan kelautan Pulau Dewata.
Disusul Amerika Serikat yang menampung 19,60 persen dan ditempat ketiga pembeli terbesar sektor perikanan Bali adalah Taiwan dengan 12,66 persen serta sisanya diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Pewarta: IK Sutika
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015
Tags: