Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menguat sebesar 85 poin menjadi Rp13.022 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.107 per dolar AS.

"Rupiah mendapat apresiasi seiring dengan Indonesia yang masih berada dalam peringkat investment grade. Lembaga Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mengafirmasi Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB- (triple B minus) dengan outlook stabil," ujar Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan bahwa kondisi itu menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia yang sehat ke depannya sehingga ruang penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih cukup terbuka dan berpotensi untuk kembali ke bawah level Rp13.000 per dolar AS.

Menurut dia, peringkat Indonesia itu seiring dengan menguatnya arah kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan menurunkan suku bunga pada Februari lalu yang diperkirakan membantu mendorong ekspansi ekonomi.

Di sisi lain, lanjut dia, keputusan bank sentral AS (Federal Reserve) yang cenderung menahan untuk menaikkan suku bunga juga membuat dolar AS di pasar global terpangkas sehingga mendorong rupiah ikut bergerak.

"Positifnya sentimen dari dalam negeri dan the Fed yang menahan kenaikan suku bunga lebih cepat membuat investor cenderung berhati-hati terhadap dolar AS dalam jangka pendek," katanya.

Secara teknikal, lanjut dia, dolar AS yang sudah berada dalam posisi "over value" mendorong sebagian investor memanfaatkan situasi itu untuk mengambil posisi aksi ambil untung.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin (23/3) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.076 dibandingkan hari sebelumnya, Jumat (20/3) di posisi Rp13.075 per dolar AS.