Pengusaha perempuan minta bunga kredit rendah
23 Maret 2015 14:58 WIB
Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Nita Yudi saat memberi keterangan pers di Jakarta, Senin. (ANTARA News / Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA News) - Pengusaha perempuan yang tergabung dalam Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia meminta bunga kredit rendah bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mendongkrak daya saing dan melindungi usaha para pengusaha perempuan.
"Saat ini di kisaran 14 persen masih terlalu tinggi. Bahkan, persentase bunga kredit UMKM bisa melonjak menjadi 21 persen hingga 24 persen jika tidak disertai dengan jaminan pembiayaan (collateral)," ujar Ketua Umum IWAPI Nita Yudi di Jakarta, Senin.
Nita mengatakan, pihaknya mendambakan bunga kredit untuk pengusaha perempuan di kisaran 4 persen hingga enam persen, karena menurutnya negara jiran Thailand mampu memberikan bunga kredit bagi UMKM perempuan pada angka 2 persen.
"Makanya pengusaha perempuan di Thailand itu larinya kencang. Jumlahnya semakin banyak dan semakin di protect pemerintahnya," ujar Nita.
Menurut Nita, perempuan Indonesia terbukti ulet, tahan banting dan berkontribusi sebagai penggerak roda perekonomian.
Nita menambahkan, dengan bunga kredit saat ini, semakin sedikit yang berminat untuk terjun menjadi pengusaha, bahkan untuk sektor UMKM.
Dengan bunga kredit rendah, tambah Nita, para pengusaha perempuan juga akan lebih siap menghadapiu Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhri 2015.
"Jika bunganya rendah, kami akan sangat siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jangan sampai tukang jahit kami nanti dari Thailand, atau pembatik kami dari Vietnam. Kami butuh proteksi untuk meningkatkan usaha," kata Nita.
"Saat ini di kisaran 14 persen masih terlalu tinggi. Bahkan, persentase bunga kredit UMKM bisa melonjak menjadi 21 persen hingga 24 persen jika tidak disertai dengan jaminan pembiayaan (collateral)," ujar Ketua Umum IWAPI Nita Yudi di Jakarta, Senin.
Nita mengatakan, pihaknya mendambakan bunga kredit untuk pengusaha perempuan di kisaran 4 persen hingga enam persen, karena menurutnya negara jiran Thailand mampu memberikan bunga kredit bagi UMKM perempuan pada angka 2 persen.
"Makanya pengusaha perempuan di Thailand itu larinya kencang. Jumlahnya semakin banyak dan semakin di protect pemerintahnya," ujar Nita.
Menurut Nita, perempuan Indonesia terbukti ulet, tahan banting dan berkontribusi sebagai penggerak roda perekonomian.
Nita menambahkan, dengan bunga kredit saat ini, semakin sedikit yang berminat untuk terjun menjadi pengusaha, bahkan untuk sektor UMKM.
Dengan bunga kredit rendah, tambah Nita, para pengusaha perempuan juga akan lebih siap menghadapiu Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhri 2015.
"Jika bunganya rendah, kami akan sangat siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jangan sampai tukang jahit kami nanti dari Thailand, atau pembatik kami dari Vietnam. Kami butuh proteksi untuk meningkatkan usaha," kata Nita.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015
Tags: