Jakarta (ANTARA News) - Google mengembangkan tablet bersistem operasi Android untuk membantu para dokter mengobati pasien Ebola di Afrika.

Akibat risiko kontaminasi, dokter telah dibatasi menggunakan kertas dan pena untuk membuat catatan mengenai pasien, dan harus menghancurkannya setelah itu.

Menanggapi permintaan dari organisasi bantuan Médecins Sans Frontières, Google membuat sebuah tablet tertutup dalam polikarbonat yang dapat didekontaminasi dengan merendamnya dalam klorin.

Meskipun konektivitas nirkabel tersedia secara luas di negara-negara maju, namun negara yang terserang Ebola memiliki infrastruktur teknologi terbatas.

Setelah server bertenaga baterai telah dipasang, tablet dapat digunakan di zona berisiko tinggi tersebut dan mengirimkan informasi secara nirkabel.

Google dan Médecins Sans Frontières berharap teknologi sumber terbuka (open source) ini dapat membantu memerangi epidemi lain di masa mendatang.

Beberapa perusahaan juga telah membuat sumber daya untuk memerangi krisis Ebola, termasuk IBM yang menyebarkan sistem pelacakan di Sierra Leone.

Sistem ini memungkinkan warga melaporkan insiden, dan pihak berwenang dapat melacak wabahnya, demikian seperti dilansir laman Digital Spy.