Dalam pidato pertamanya yang disiarkan oleh stasiun TV Aden, Hadi meminta semua partai politik untuk mematuhi Gagasan Teluk dan hasil dari konferensi dialog nasional, yang disepakati oleh partai politik itu.
Ia melarikan diri dari tahanan rumah oleh kelompok Syiah Al-Houthi di Ibu Kota Yaman, Sanaa, pada penghujung Februari dan melanjutkan tugasnya sebagai presiden di Aden, kota terbesar kedua di negeri tersebut.
Ia membantah rencana adanya pemisahan diri dan mendesak anggota milisi Al-Houthi agar mundur dari gedung lembaga negara di Sanaa.
Kelompok Al-Houthi merebut Sanaa pada September 2014, setelah bentrokan mematikan dengan pasukan keamanan dan militer. Pada 6 Februari, Al-Houthi mengumumkan pembentukan dewan presiden dan dewan nasional guna menggantikan presiden dan parlemen, tindakan yang ditolak oleh semua partai politik Yaman.
Kelompok Al-Houthi menolak untuk mengakui keabsahan Hadi setelah ia menyelamatkan diri ke Aden.
"Saya menyeru pasukan keamanan dan militer agar berkomitmen pada keabsahan dan kehormatan militer. Saya menyeru mereka agar melaksanakan instruksi sah yang kami keluarkan, pemimpin sah, dan memelihara persatuan dan keabsahan negara kita," kata Hadi.
Ia menuntut gerilyawan Al-Houthi agar mengembalikan semua senjata yang mereka rampas dari tentara.
Sementara itu Juru Bicara Al-Houthi Mohammed Abdulsalam di dalam pernyataan singkat yang disiarkan di jejaring kelompok tersebut mengatakan Hadi telah kehilangan keabsahan.
Kondisi keamanan memburuk secara tajam di Yaman sejak awal Maret, ketika konflik meletus di beberapa provinsi di bagian selatan negeri itu.
Anggota Negara Islam juga melancarkan serangkaian serangan bom bunuh diri di Sanaa dan Provinsi Saada di bagian utara sehingga menewaskan sedikitnya 154 orang dan melukai 350 orang lagi. Demikian laporan Xinhua.
(Uu.C003)
Sementara itu Juru Bicara Al-Houthi Mohammed Abdulsalam di dalam pernyataan singkat yang disiarkan di jejaring kelompok tersebut mengatakan Hadi telah kehilangan keabsahan.
Kondisi keamanan memburuk secara tajam di Yaman sejak awal Maret, ketika konflik meletus di beberapa provinsi di bagian selatan negeri itu.
Anggota Negara Islam juga melancarkan serangkaian serangan bom bunuh diri di Sanaa dan Provinsi Saada di bagian utara sehingga menewaskan sedikitnya 154 orang dan melukai 350 orang lagi. Demikian laporan Xinhua.
(Uu.C003)