Para pecalang pantau tapa bratha penyepian di Bali
21 Maret 2015 12:43 WIB
Tiga petugas keamanan adat Bali atau Pecalang berpatroli di jalan Tol Bali Mandara saat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1937 di Desa Adat Tuban, Badung, Bali, Sabtu (21/3/15). Dalam pelaksanaan Hari Raya Nyepi, Umat Hindu melakukan 4 pantangan yang disebut Catur Beratha Penyepian yaitu tidak bepergian, tidak bekerja, tidak menyalakan api/lampu dan tidak menikmati hiburan selama 24 jam. (ANTARA FOTO/Panji Anggoro)
Denpasar (ANTARA News) - Para petugas keamanan desa adat (pecalang) memantau dan mengamankan pelaksanaan tapa beratha penyepian Tahun Baru Saka 1937 di Bali yang hening pada Sabtu.
Mereka berjaga di ujung gang permukiman dan perempatan jalan yang senyap selama Nyepi
Suasana Nyepi juga terasa di Kompleks perumahan Perum-Perumnas Monang-Maning Denpasar, kawasan pemukiman dengan sekitar 2.500 kepala keluarga dengan beragam etnis.
Kepala Dusun Cemara Agung di Kawasan Perumnas Monang Maning Denpasar, I Putu Galung, aparat dusun sudah mengoordinasikan pengamanan pelaksanaan Nyepi dengan tokoh lintas agama.
Selama Nyepi, umat Hindu menghentikan aktivitas, tidak bekerja dan aktivitas lainnya (amati katya), tidak menyalakan api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan) dan tidak mengumbar hawa nafsu (amati lelanguan)
Selain memantau pelaksanaan kegiatan keagamaan itu, para pecalang juga bertanggungjawab membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan medis ke rumah sakit karena pemerintah daerah tidak memberikan dispensasi bagi pemilik kendaraan bermotor untuk melintasi jalanan selama Hari Suci Nyepi kecuali mendesak karena ada yang sakit atau melahirkan.
Mereka berjaga di ujung gang permukiman dan perempatan jalan yang senyap selama Nyepi
Suasana Nyepi juga terasa di Kompleks perumahan Perum-Perumnas Monang-Maning Denpasar, kawasan pemukiman dengan sekitar 2.500 kepala keluarga dengan beragam etnis.
Kepala Dusun Cemara Agung di Kawasan Perumnas Monang Maning Denpasar, I Putu Galung, aparat dusun sudah mengoordinasikan pengamanan pelaksanaan Nyepi dengan tokoh lintas agama.
Selama Nyepi, umat Hindu menghentikan aktivitas, tidak bekerja dan aktivitas lainnya (amati katya), tidak menyalakan api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan) dan tidak mengumbar hawa nafsu (amati lelanguan)
Selain memantau pelaksanaan kegiatan keagamaan itu, para pecalang juga bertanggungjawab membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan medis ke rumah sakit karena pemerintah daerah tidak memberikan dispensasi bagi pemilik kendaraan bermotor untuk melintasi jalanan selama Hari Suci Nyepi kecuali mendesak karena ada yang sakit atau melahirkan.
Pewarta: IK Sutika
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: