Kemenperin minta pendalaman struktur industri komponen
20 Maret 2015 13:49 WIB
Ilustrasi--INDUSTRI KOMPONEN OTOMOTIF. Aktivitas produksi di sebuah pabrik produsen komponen otomotif di kawasan Kapuk, Jakarta Utara. (ANTARA/ANDIKA WAHYU)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian meminta adanya pendalaman struktur industri komponen untuk kebutuhan otomotif agar meningkatkan kandungan lokal dalam penggunaan bahan baku, sehingga mampu mengurangi impor.
"Jika ditanya, misalnya kepada Toyota, komponen lokal produk mobilnya memang sudah 80 persen, tapi kalau di tanya ke industri komponennya, itu impornya masih banyak," kata Direktur Industri Alat Transportasi Darat Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Soerjono di Jakarta, Jumat.
Soerjono mengatakan, dengan mengurangi impor pada industri komponen, maka akan berpengaruh terhadap neraca perdagangan Indonesia, yang saat ini masih dalam kondisi defisit.
"Sasaran kami menurunkan defisit pada neraca perdagangan. Nah, kalau bahan baku industri komponennya itu impornya rendah, defisitnya bisa berkurang," ujar Soerjono.
Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan bahwa Toyota dan seluruh produsen mobil tengah mempersiapkan kerja sama dengan industri negara lain agar teknologi pembuatan komponennya bisa dijerjakan bersama.
"Misalnya untuk 'steel' (baja), manfaatnya bisa bersama-sama. Termasuk plastik, meskipun secara teknologi 'requirement' (persyaratan) nya lebih tinggi," ujar Warih.
"Jika ditanya, misalnya kepada Toyota, komponen lokal produk mobilnya memang sudah 80 persen, tapi kalau di tanya ke industri komponennya, itu impornya masih banyak," kata Direktur Industri Alat Transportasi Darat Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Soerjono di Jakarta, Jumat.
Soerjono mengatakan, dengan mengurangi impor pada industri komponen, maka akan berpengaruh terhadap neraca perdagangan Indonesia, yang saat ini masih dalam kondisi defisit.
"Sasaran kami menurunkan defisit pada neraca perdagangan. Nah, kalau bahan baku industri komponennya itu impornya rendah, defisitnya bisa berkurang," ujar Soerjono.
Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan bahwa Toyota dan seluruh produsen mobil tengah mempersiapkan kerja sama dengan industri negara lain agar teknologi pembuatan komponennya bisa dijerjakan bersama.
"Misalnya untuk 'steel' (baja), manfaatnya bisa bersama-sama. Termasuk plastik, meskipun secara teknologi 'requirement' (persyaratan) nya lebih tinggi," ujar Warih.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: