Jakarta (ANTARA News) - Kebanyakan para penyandang disabilitas, terutama tunanetra, menyebut trotoar di Jakarta tidak ramah. Bayangkan saja, ketinggiannya tidak sama, banyak lubang, hingga dijadikan tempat parkir, warung, dijajah motor-motor, dan juga bengkel las...
Alasannya, fasilitas untuk memudahkan para tunanetra sangatlah minim termasuk pemasangan jalur pemandu (guidance block) dan tanda pengingat (warning block) yang tidak tepat.
"Fasilitas untuk para penyandang tunanetra di Jakarta masih jauh dari apa yang kita harapkan. Contohnya jalur pemandu yang ada di trotoar itu hanya dekorasi saja karena gak jelas pemasangannya. Mereka tidak tahu fungsinya," kata Aria Indrawati salah seorang tunanetra dari Yayasan Mitra Netra di Jakarta, Rabu.
Indra mencontohkan buruknya pemasangan jalur penanda di sepanjang jalan Pondok Labu, Jakarta Selatan, yang adalah salah satu kawasan elit Jakarta, dan Jalan Medan Merdeka Barat di ring I Jakarta.
"Masa' jalur pemandu diarahkan ke pohon atau tiang listrik. Khan saya bingung, kalau bingung saya biasanya panik lalu berhenti saja di tengah-tengah karena tak tahu harus ke mana. Sempat waktu itu saya diklakson-klakson pengendara motor yang naik ke trotoar padahal dia sudah tahu daya bawa tongkat," katanya.
Indrawati mengatakan untuk menciptakan kota yang ramah penyandang disabilitas tidak hanya bisa mengandalkan pemerintah tapi juga kesadaran masyarakatnya.
"Kami juga ingin pergi ke mana-mana sendiri dan tidak ingin selalu ditemani, kalau saja fasilitas publik aksesibel maka kami bisa menghemat ongkos karena kalau ditemani khan ongkosnya dobel juga," kata dia.
Ke depan, Indrawati berharap pemerintah kota Jakarta bisa mengarahkan pembangunan kota agar lebih ramah tunanetra. Penyandang tunanetra di Indonesia, menurut Indra, hampir setengah juta dari jumlah penduduk.
"Tapi untuk pembangunan hal-hal baru seperti MRT dan terminal bus baru kemarin kami sudah diajak berdiskusi oleh pemerintah Provinsi DKI Jaya yang meminta masukan, mudah-mudahan saja ke depan jadi lebih baik. Kami yakin mereka itu orang-orang pintar yang sudah pernah studi banding ke luar negeri," katanya.
Trotoar Jakarta tak ramah tunanetra
18 Maret 2015 15:19 WIB
Ilustrasi-Penyerobot trotoar (FOTO ANTARA/M Agung Rajasa)
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015
Tags: