Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail Cawidu mengatakan lima operator telah menyampaikan hasil investigasi internal mereka terkait isu penyadapan Sim-Card ke Badan Regulasi Teknologi Indonesia (BRTI).
"Hasilnya mereka menyatakan tidak menemukan adanya kebocoran pada Sim-Card mereka," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Ismail Cawidu di Jakarta, Selasa.
BRTI sebelumnya telah meminta semua penyelenggara jaringan bergerak seluler (operator) untuk melakukan investigasi internal sehubungan dengan isu dugaan penyadapan yang dilakukan badan intelijen Amerika Serikat National Security Agency (NSA) dan badan intelijen Inggris Government Communication Headquarter (GCHQ), melalui produk Sim-Card yang dikeluarkan oleh perusahaan asal Belanda, Gemalto N.V.
Hal itu, berdasarkan dokumen yang dirilis oleh Edward Snowden. Menurut dokumen tersebut, NSA dan GCHQ memiliki kunci untuk membongkar pengamanan pada kartu SIM itu.
Lima penyelenggara jaringan bergerak seluler (operator) yang telah melaporkan hasil investigasinya kepada BRTI yaitu PT Hutchison 3 Indonesia (3), PT XL Axiata (XL), PT Indosat (Indosat), PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria), dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Dari lima operator tersebut, menurut Ismail, empat diantaranya menggunakan produk Sim-Card dari Gemalto N.V. "Telkomsel, XL, Hutchinson 3, Indosat," katanya.
Ismail menambahkan para operator juga menjamin bahwa penyedia Sim-Card yang mereka gunakan telah memenuhi GSM Security Standard.
Menurut dia, dua operator yaitu B-Tel dan Smartfren masih belum melaporkan hasil investigasinya. "Kita masih menunggu," katanya.
Lima operator sampaikan hasil investigasi penyadapan Sim-Card
17 Maret 2015 20:10 WIB
ilutrasi BlackBerry Clasic. (BlackBerry)
Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: