Jasa Marga akan batasi operasi truk di JORR
16 Maret 2015 19:19 WIB
Proyek JORR W2. Warga melintas di Jembatan Penyebrangan Orang yang berada di kawasan proyek jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR I) West 2 (W2) Kebon Jeruk-Ulujami, Jakarta, Senin (24/6). Tol JORR W2 ini memiliki panjang jalan 7,67 km, PT Jasa Marga sebagai operator menargetkan tol JORR W2 mulai dapat beroperasi hingga Ciledug pada 2013 sehingga mampu mengurangi kemacetan di ibukota hingga 30 persen. (ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan)
Jakarta (ANTARA News) - PT Jasa Marga Tbk mempertimbangkan membatasi operasional truk di Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road - JORR), menyusul banyaknya keluhan pengguna jalan tol itu karena kemacetan di ruas itu sudah luar biasa setiap harinya.
"Saya sedang menyiapkan usulan ke Kemenhub dan Dirlantas POLRI untuk melakukan pengaturan jam melintas truk yang luar biasa banyaknya di JORR itu," kata Direktur Operasi PT Jasa Marga Tbk, Hasanudin saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Sebelumnya, beberapa pelanggan dan pengguna jalan tol sepanjang 43 kilometer dan menghubungkan antara Jalan Tol Jagorawi, Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dan Jalan Tol Jakarta-Serpong itu banyak dikeluhkan oleh para penggunanya.
Salah seorang pengguna Tol JORR, Risza Fransiscus menceritakan, dirinya termasuk orang yang dirugikan karena macet di tol itu dan dengan tarif yang mencapai Rp 8.500-Rp 11.000, seharusnya pengguna jalan dapat tiba di rumah lebih cepat.
"Saya termasuk di antara orang-orang yang sangat dirugikan secara waktu, biaya dan tenaga," kata Risza dalam surat elektronik pada media portal terbitan Jakarta (16/3).
"Sebagai contoh dari Tol Ulujami ke Pasar Minggu yang dahulu bisa ditempuh dalam waktu sekitar 5-10 menit saat ini pada hari kerja dapat membutuhkan waktu 30-45 menit. Sukar dibayangkan," ujarnya.
Erick Supondha, pengendara lainnya punya istilah khusus untuk menggambarkan kemacetan tol JORR. Menurutnya, masa-masa indah Tol JORR yang bisa dilalui dengan lancar dan cepat, kini sudah berlalu seiring dibukanya tol JORR W2 pada 2014.
Direktur Operasi Jasa Marga Hasanudin membenarkan bahwa lonjakan drastis truk melalui JORR terjadi sejak JORR W2 beroperasi pada 2014.
Namun, Hasanudin belum merinci total lalu lintas harian di ruas itu pada saat jam-jam sibuk.
Dia hanya menegaskan, konsep pembatasan operasional truk di JORR akan mirip dengan ketentuan di Tol Dalam Kota yakni, truk dilarang melalui Tol Dalam Kota pada pukul 05.00-22.00 WIB dan hanya diizinkan melintas pada pukul 22.00-05.00 WIB.
"Ya, seperti Tol Dalam Kota saja," katanya.
Namun, dia juga menambahkan, semua itu hanya usulan dan sekarang Jasa Marga sedang menghitung rasio volume dan kapasitas (Volume to Capasity Ratio/VC) ruas Tol JORR.
Hasanudin belum merinci secara resmi, kapan usulan tersebut akan disampaikan ke pihak terkait.
Tol JORR dioperasikan oleh PT Jalantol Lingkarluar Jakarta yang juga anak perusahaan PT Jasa Marga dengan kepemilikan saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk 99 persen dan PT Induk Koperasi Karyawan Jasa Marga satu persen.
Tol JORR sendiri sudah tersambung dengan ruas JORR W2N yang dioperasikan oleh PT Marga Lingkar Jakarta sejak 2014 sehingga pengguna jalan tol dari Bogor dan Bekasi yang hendak ke Bandara Soekarno Hatta bisa melalui ruas ini dan sebaliknya.
Ketika Tol JORR W2N beroperasi, saat itu disebut-sebut akan mengurangi kepadatan ruas tol dalam kota sekitar 30 persen, tetapi kenyataan sebaliknya, JORR justru yang mengalami kemacetan luar biasa setiap harinya.
"Saya sedang menyiapkan usulan ke Kemenhub dan Dirlantas POLRI untuk melakukan pengaturan jam melintas truk yang luar biasa banyaknya di JORR itu," kata Direktur Operasi PT Jasa Marga Tbk, Hasanudin saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Sebelumnya, beberapa pelanggan dan pengguna jalan tol sepanjang 43 kilometer dan menghubungkan antara Jalan Tol Jagorawi, Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dan Jalan Tol Jakarta-Serpong itu banyak dikeluhkan oleh para penggunanya.
Salah seorang pengguna Tol JORR, Risza Fransiscus menceritakan, dirinya termasuk orang yang dirugikan karena macet di tol itu dan dengan tarif yang mencapai Rp 8.500-Rp 11.000, seharusnya pengguna jalan dapat tiba di rumah lebih cepat.
"Saya termasuk di antara orang-orang yang sangat dirugikan secara waktu, biaya dan tenaga," kata Risza dalam surat elektronik pada media portal terbitan Jakarta (16/3).
"Sebagai contoh dari Tol Ulujami ke Pasar Minggu yang dahulu bisa ditempuh dalam waktu sekitar 5-10 menit saat ini pada hari kerja dapat membutuhkan waktu 30-45 menit. Sukar dibayangkan," ujarnya.
Erick Supondha, pengendara lainnya punya istilah khusus untuk menggambarkan kemacetan tol JORR. Menurutnya, masa-masa indah Tol JORR yang bisa dilalui dengan lancar dan cepat, kini sudah berlalu seiring dibukanya tol JORR W2 pada 2014.
Direktur Operasi Jasa Marga Hasanudin membenarkan bahwa lonjakan drastis truk melalui JORR terjadi sejak JORR W2 beroperasi pada 2014.
Namun, Hasanudin belum merinci total lalu lintas harian di ruas itu pada saat jam-jam sibuk.
Dia hanya menegaskan, konsep pembatasan operasional truk di JORR akan mirip dengan ketentuan di Tol Dalam Kota yakni, truk dilarang melalui Tol Dalam Kota pada pukul 05.00-22.00 WIB dan hanya diizinkan melintas pada pukul 22.00-05.00 WIB.
"Ya, seperti Tol Dalam Kota saja," katanya.
Namun, dia juga menambahkan, semua itu hanya usulan dan sekarang Jasa Marga sedang menghitung rasio volume dan kapasitas (Volume to Capasity Ratio/VC) ruas Tol JORR.
Hasanudin belum merinci secara resmi, kapan usulan tersebut akan disampaikan ke pihak terkait.
Tol JORR dioperasikan oleh PT Jalantol Lingkarluar Jakarta yang juga anak perusahaan PT Jasa Marga dengan kepemilikan saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk 99 persen dan PT Induk Koperasi Karyawan Jasa Marga satu persen.
Tol JORR sendiri sudah tersambung dengan ruas JORR W2N yang dioperasikan oleh PT Marga Lingkar Jakarta sejak 2014 sehingga pengguna jalan tol dari Bogor dan Bekasi yang hendak ke Bandara Soekarno Hatta bisa melalui ruas ini dan sebaliknya.
Ketika Tol JORR W2N beroperasi, saat itu disebut-sebut akan mengurangi kepadatan ruas tol dalam kota sekitar 30 persen, tetapi kenyataan sebaliknya, JORR justru yang mengalami kemacetan luar biasa setiap harinya.
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: