Gorontalo (ANTARA News) - Ketua Harian Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Gorontalo Idris Rahim mengatakan jumlah penderita HIV/AIDS di daerah tersebut yang terdata di KPA sebanyak 176 orang dan sembilan di antaranya mahasiswa.

Menurutnya, dari data itu pihaknya menilai bahwa sosialisasi bahaya penyakit tersebut juga harus diperkuat di kalangan mahasiswa.

"Kalangan mahasiswa juga perlu mendapatkan ilmu untuk menambah wawasannya dalam mencegah penularan HIV, tapi bentuk sosialisasinya harus dalam bentuk yang lebih tepat," katanya, Senin.

Untuk mencegah penularan AIDS, KPA bekerjasama dengan Fakultas Biologi Universitas Negeri Gorontalo dalam program "Biologi Sehat menjadi pemuda peduli AIDS".

Pihaknya meyakini masih banyak penderita HIV/AIDS yang belum terdata karena beberapa alasan, diantaranya penderita malu untuk memeriksakan diri dan berobat.

"Yang paling penting dalam penanggulangan HIV adalah respon atau perilaku kita terhadap penderita, jangan sampai mereka dikucilkan. Jika mereka saja dikucilkan, bagaimana penderita lainnya bisa menguatkan hatinya untuk memeriksakan diri dan berobat," jelasnya.

KPA juga rutin melakukan sosialisasi ke berbagai sekolah, serta upaya lain yang melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Idris juga menegaskan bahwa upaya penanggulangan penyakit itu juga dilakukan sampai proses pengobatan.

Pemeriksaan dan terapi pasien, kata dia, digratiskan oleh pemerintah sehingga penderita tak terbebani lagi dengan biaya yang mahal.

Ia juga mengatakan pihaknya juga merahasiakan dengan baik identitas para penderita, maupun orang yang ingin mendeteksi keberadaan virus di tubuhnya.