Larantuka (ANTARA News) - Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin mengatakan prosesi arca bayi Yesus (Tuan Meninu) melalui laut pada setiap perayaan Jumat Agung, tetap dipertahankan meski ada musibah tenggelamnya kapal peziarah pada perayaan serupa pada tahun lalu.

"Ini (prosesi laut. red) sudah merupakan bagian dari tradisi Jumat Agung yang tidak bisa diabaikan begitu saja, karena sudah dilakukan secara turun-temurun," katanya ketika dihubungi Antara di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, NTT, Senin.

Prosesi laut dengan melibatkan ratusan perahu motor untuk mengangkut para peziarah Katolik dari berbagai daerah di Indonesia itu merupakan bagian yang paling penting dari tradisi Jumat Agung di Kota Reinha Rosari, sebutan khas untuk Kota Larantuka.

Pada peringatan Jumat Agung tahun lalu, sebuah perahu motor milik Nelayan Bakti dengan nomor lambung 74 yang membawa sekitar 88 peziarah Katolik, tenggelam di perairan Pantai Palo, Kota Rowido, Sarotari Tengah, Kecamatan Larantuka, yang mengakibatkan sembilan orang tewas.

"Kami akan berkoordinasi dengan pihak gereja dan istana Larantuka sebagai penyelenggara prosesi Jumat Agung agar dapat mengatur dengan baik semua perahu motor yang ikut ambil bagian dari prosesi tersebut agar lebih tertib lagi," ujarnya.

Artinya, setiap kapal yang mengangkut rombongan peziarah di laut harus benar-benar dalam kondisi baik, dan jumlah peserta pada setiap kapal akan diatur sesuai dengan kapasitas kapal.

Dengan demikian, tidak terjadi kelebihan muatan pada kapal-kapal yang digunakan dalam prosesi yang bisa berdampak pada hal-hal yang tidak diinginkan.

"Tenggelamnya kapal peziarah pada prosesi tahun lalu akan menjadi pelajaran bagi pemerintah, gereja dan pihak istana kerajaan Larantuka untuk lebih mawas dalam menyelenggarakan prosesi di laut," katanya.

Sesuai tradisi, kapal-kapal motor maupun ketinting (sampan tradisional) melakukan perarakan melalui laut untuk mengiringi Patung Tuan Meninu (Kanak Yesus).

Perarakan melalui laut tersebut merupakan bagian dari upacara prosesi laut atau yang disebut Persisan Anta Tuan. Upacara tersebut merupakan bagian dari perayaan Semana Santa atau pekan suci, tepatnya di puncak ritual yaitu pada Jumat Agung atau hari penyaliban dan kematian Yesus Kristus.

Perayaan Semana Santa diperingati umat Katolik di Larantuka pada setiap tahun menjelang Paskah yang dikenang umat kristiani sedunia sebagai kebangkitan Yesus Kristus.