Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore bergerak melemah sebesar 45 poin menjadi Rp13.230 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.185 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan faktor eksternal masih menjadi perhatian para pelaku pasar sehingga dolar AS masih berada dalam area positif. Pada pekan ini, pasar mencermati hasil rapat moneter Bank Sentral AS (Fed) mengenai sinyal kenaikan suku bunga.

"Pelaku pasar berekspektasi bahwa the Fed akan memberi sinyal kenaikan suku bunga di tahun ini dan ekspektasi itu membuat dolar AS masih menguat terhadap mata uang dunia lainnya," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, pelemahan rupiah masih dalam kisaran terbatas seiring dengan pemerintah yang akan mengeluarkan beberapa paket kebijakan salah satunya kemudahan untuk berinvestasi, insentif fiskal, kebijakan pengurangan impor dengan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping Sementara (BMADS) serta pemanfaatan biodiesel, diharapkan menahan tekanan rupiah lebih dalam.

Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga akan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang bertujuan memperbaiki kinerja neraca perdagangan dan neraca jasa, yang selama ini dominan menjadi penyumbang defisit neraca transaksi berjalan.

"Diharapkan rupiah akan lebih stabil seiring dengan adanya fokus untuk memperkecil defisit transaksi berjalan, agar fundamental ekonomi tetap terjaga dan tidak rapuh dalam menghadapi tekanan ekonomi global," katanya.