Pekanbaru (ANTARA News) - Pelaku Usaha Menengah Mikro Kecil (UMKM) bakso yang ada di Kota Pekanbaru mengeluhkan penurunan omzet penjualan sebesar 60 persen pasca temuan mie kuning berformalin di wilayah itu oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Riau.
"Pedagang bakso ini datang mengeluh kepada kami," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kota Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman, di Pekanbaru, Senin.
Dia menuturkan, dampak dari tidak di relesnya dengan pasti temuan BBPOM beberapa waktu lalu terhadap mie kuning berformalin, ternyata telah menghancurkan usaha puluhan pedagang bakso dan mie ayam di wilayah itu. Karena masyarakat menganggap semua mie kuning mengandung bahan berbahaya tersebut.
Sementara temuan BBPOM itu hanya bagi produksi mie kuning hasil industri rumah tangga (IRT) yang ada di Marpoyan Damai saja, yang pemasarannya diduga pada pasar pagi Arengka.
"Makanya kita minta BBPOM kalau ada temuan berkoordinasi dengan kami," katanya.
Gito (30), seorang pedagang mie ayam dan bakso keliling, di Labuh Baru, mengakui saat ini dagangannya sepi akibat isu mie kuning berformalin.
Ia terpaksa menyikapinya dengan mengurangi jadwal berdagang dari setiap hari menjadi dua hari sekali. Selain itu dia lebih banyak menggunakan mie putih. Kalaupun tetap menggunakan mie kuning, maka tidak lagi membeli yang basah, akan tetapi mie kering.
(KR-NTY)
Omzet pedagang bakso anjlok 60 persen
16 Maret 2015 07:57 WIB
Penggerebekan Pabrik Mie Formalin (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015
Tags: