Tiongkok hormati keutuhan dan kedaulatan Ukraina
15 Maret 2015 19:36 WIB
ilustrasi Konvoi angkatan bersenjata Ukraina, termasuk kendaraan personil lapis baja, kendaraan militer, dan meriam, bersiap untuk keluar dari kawasan Debaltseve di Paraskoviyvka, Ukraina timur, Kamis (26/2). (REUTERS/Gleb Garanich )
Beijing (ANTARA News) - Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang, Minggu, mengatakan pemerintahnya menghormati keutuhan dan kedaulatan wilayah Ukraina, namun Li tidak menyebutkan apakah Krimea seharusnya menjadi bagian Ukraina atau Rusia.
"Terkait permasalahan Ukraina, Tiongkok berada di posisi objektif dan adil. Kami menghormati kemerdekaan, kedaulatan dan keutuhan wilayah Ukraina," kata Li dalam konferensi pers di akhir rapat tahunan parlemen, dan menambahkan bahwa dia telah menyatakan hal tersebut kepada Presiden Ukraina Petro Poroshenko.
Li menambahkan, konflik di Ukraina telah menciptakan situasi geopolitik yang rumit dan mempengaruhi pemulihan ekonomi global.
"Kami berharap permasalahan ini dapat diselesaikan melalui dialog, negosiasi dan konsultasi," ujar Li.
Menurut dia, khusus untuk Krimea, banyak faktor-faktor yang mempersulit keadaan di sana. Namun, ketika ditanya posisi Tiongkok mengenai Krimea, dia menjawab bahwa permasalahan tersebut harus diselesaikan secara politik melalui dialog dan pihak yang bertetangga bisa hidup berdampaingan secara damai.
Tiongkok dan Rusia sendiri telah beberapa kali mengadakan pertemuan tatap muka dalam banyak pembahasan masalah diplomatik internasional.
Namun Beijing terus berhati-hati agar tidak terlibat dalam konflik Rusia dan negara-negara Barat mengenai masa depan Ukraina.
Tiongkok sendiri menyatakan akan membangun kerja sama yang bersahabat dengan Ukraina dan berulang kali mengatakan bahwa mereka menghormati kemerdekaan, kedaulatan dan keutuhan wilayah negara bekas Uni Soviet tersebut.
Walau berusaha menghindari keterlibatan atas konflik di Ukraina, Tiongkok tetap memberikan wacana kepada negara-negara Barat agar tetap menghormati keamanan Rusia dalam penyelesaian konflik Krimea.
(Uu.M054)
"Terkait permasalahan Ukraina, Tiongkok berada di posisi objektif dan adil. Kami menghormati kemerdekaan, kedaulatan dan keutuhan wilayah Ukraina," kata Li dalam konferensi pers di akhir rapat tahunan parlemen, dan menambahkan bahwa dia telah menyatakan hal tersebut kepada Presiden Ukraina Petro Poroshenko.
Li menambahkan, konflik di Ukraina telah menciptakan situasi geopolitik yang rumit dan mempengaruhi pemulihan ekonomi global.
"Kami berharap permasalahan ini dapat diselesaikan melalui dialog, negosiasi dan konsultasi," ujar Li.
Menurut dia, khusus untuk Krimea, banyak faktor-faktor yang mempersulit keadaan di sana. Namun, ketika ditanya posisi Tiongkok mengenai Krimea, dia menjawab bahwa permasalahan tersebut harus diselesaikan secara politik melalui dialog dan pihak yang bertetangga bisa hidup berdampaingan secara damai.
Tiongkok dan Rusia sendiri telah beberapa kali mengadakan pertemuan tatap muka dalam banyak pembahasan masalah diplomatik internasional.
Namun Beijing terus berhati-hati agar tidak terlibat dalam konflik Rusia dan negara-negara Barat mengenai masa depan Ukraina.
Tiongkok sendiri menyatakan akan membangun kerja sama yang bersahabat dengan Ukraina dan berulang kali mengatakan bahwa mereka menghormati kemerdekaan, kedaulatan dan keutuhan wilayah negara bekas Uni Soviet tersebut.
Walau berusaha menghindari keterlibatan atas konflik di Ukraina, Tiongkok tetap memberikan wacana kepada negara-negara Barat agar tetap menghormati keamanan Rusia dalam penyelesaian konflik Krimea.
(Uu.M054)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: