Magelang (ANTARA News) - Indonesia masih kekurangan ahli restorasi lukisan untuk merawat dan melestarikan berbagai karya lukisan, khususnya peninggalan para maestro.
"Kita sudah banyak ahli restorasi candi, kita jagonya, sudah lumayan ada ahli konservasi batik, ahli restorasi kertas sudah ada. Yang ahli restorasi lukisan itu kita belum punya betul. Maka kita sedang mikir, ke depan harus mulai dilakukan," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Kacung Marijan di Magelang, Minggu.
Ia mengatakan hal itu setelah meresmikan hasil revitalisasi Museum Haji Widayat di Kota Mungkid, Ibu Kota Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Kemendibud membantu Rp1,5 miliar untuk program revitalisasi museum peninggalan maestro pelukis, Widayat. Ribuan karya seni, peninggalan Widayat disimpan di museum tersebut, terutama berupa lukisan.
Ia mengatakan belum lama ini lukisan karya Raden Saleh juga direstorasi, akan tetapi oleh ahli restorasi dari luar negeri karena Indonesia belum memiliki ahli restorasi lukisan.
"Kita ingin ke depan itu lebih kuat, misalnya, kita mengundang orang asing, kemudian di sini, orang itu sekaligus merestorasi, sekaligus mengajari. Bukan hanya sekadar melakukan restorasi, tetapi juga transfer ilmu kepada ahli indonesia," tuturnya.
Ia menyebut masa depan cerah untuk ahli restorasi lukisan Indonesia, antara lain banyak orang kaya Indonesia mengoleksi lukisan berkualitas dengan harga yang mencapai miliaran rupiah.
Para kolektor lukisan, katanya, tentu ingin karya itu terjaga dengan baik. Mereka yang bisa menjaga lukisan karya para maestro itu, adalah ahli restorasi.
Indonesia kekurangan ahli restorasi lukisan
15 Maret 2015 17:44 WIB
ilustrasi - Konservator Nana Suparna memperbaiki lukisan "Pangeran Kornel" karya maestro lukisan Hendra Gunawan di Museum Sribaduga, Bandung, Jawa Barat, pada foto 6 Oktober 2010. (ANTARA/Agus Bebeng)
Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015
Tags: