Investor Jepang di Indonesia diminta dongkrak ekspor
15 Maret 2015 07:31 WIB
Menteri Perindustrian Saleh Husin (kedua kanan) mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan pertemuan dengan para pengusaha dan investor Jepang untuk membahas peningkatan kerjasama dan investasi di Indonesia. Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri Dubes RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra dan Kepala BKPM Franky Sibarani, di Tokyo (13/3). (kemenperin.go.id)
Jakarta (ANTARA News) - Para pemimpin puncak perusahaan asal Jepang yang berbisnis di Indonesia diminta untuk meningkatkan investasi dan mendongkrak ekspornya dari Indonesia.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan hal itu ketika mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu para pengusaha dan investor Jepang, di Tokyo, untuk membahas peningkatan kerja sama dan investasi di Indonesia.
"Termasuk juga kerjasama investasi dengan Yamaha untuk meningkatkan produksi motor R25 yang berkapasitas mesin 250cc dengan tujuan pasar ekspor ke beberapa negara di Amerika, Eropa dan Jepang,” kata Menperin melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Sejumlah pimpinan perusahaan besar Jepang yang ditemui antara lain Chairman Inpex Corporation Naoki Kuroda, Representative Director atau Executive Vice President Mitsui & Co Ltd Shintaro Abe dan President Tokyo Gas Michiaki Hirose.
Menperin mencontohkan salah satu perusahaan Jepang, Mitsui yang hampir seratus tahun berinvestasi di Indonesia dan akan terus mengembangkan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dan pelabuhan Tanjung Priok.
Pertemuan itu juga berbuah komitmen beberapa pengusaha besar Jepang untuk menanamkan investasinya di Indonesia, bahkan yang sudah lama berinvestasi di Indonesia akan terus memperbesar jumlah investasinya.
Menurut Menperin, sektor yang akan dikembangkan di antaranya otomotif, infrastruktur, migas, dan kelistrikan.
Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri Dubes RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra, Kepala BKPM Franky Sibarani, dan Ketua Tim Ekonomi Wapres Sofjan Wanandi.
"Jadi tidak hanya memanfaatkan pasar domestik kita, tapi juga punya paradigma ekspor," papar Menperin Saleh Husin.
Selama kuartal pertama hingga ketiga pada 2014, investasi Jepang di Indonesia tercatat sebesar 2,04 milyar dollar AS, di mana angka tersebut menempatkan Jepang pada posisi kedua setelah Singapura yang telah menanamkan modalnya di Indonesia sebesar 4,89 miliar dollar AS pada periode yang sama.
Terkait sektor industri, investasi tertinggi Jepang di Indonesia adalah Industri Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi serta Industri Logam dengan nilai investasi sebesar 880,6 juta dollar AS, serta Industri Mesin dan Elektronik dengan nilai investasi sebesar 384,5 juta dollar AS.
Menperin berharap para investor Jepang terus mengembangkan usahanya di Indonesia, karenanya pemerintah Indonesia terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif, antara lain dengan memberikan kemudahan perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat di BKPM.
Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 846 miliar dollar AS dan populasi sebanyak 240 juta, Indonesia merupakan ekonomi dan pasar terbesar di Asia Tenggara.
Perluasan ekonomi di masa mendatang diharapkan dapat mencapai pertumbuhan yang lebih signifikan mengingat PDB per kapita diperkirakan akan tumbuh empat kali lipat pada tahun 2020.
“Pengusaha Jepang menilai Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang sangat potensial. Terlebih aktivitas perusahaan-perusahaan Jepang saat ini memang banyak yang ingin memperluas investasinya ke sejumlah kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia,” ujar Menperin.
Berdasarkan ASEAN Business Outlook Survey 2014, Indonesia dinilai sebagai negara paling menarik untuk ekspansi bisnis yang diikuti Vietnam dan Thailand.
Diharapkan, Indonesia dapat melanjutkan pertumbuhan ke level yang lebih tinggi sehingga menjadi negara berpenghasilan menengah dan sebagai negara dengan ekonomi terkuat di dunia di samping India dan Republik Rakyat Tiongkok.
"Saya berharap para investor Jepang terus meningkatkan kapasitas produksi dan memperbesar ekspor barang-barang yang diproduksi di Indonesia," tegas Menperin.
Hal ini sekaligus diharapkan turut mengembangkan industri nasional, menciptakan nilai tambah, memperluas lapangan kerja, dan menghasilkan devisa.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan hal itu ketika mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu para pengusaha dan investor Jepang, di Tokyo, untuk membahas peningkatan kerja sama dan investasi di Indonesia.
"Termasuk juga kerjasama investasi dengan Yamaha untuk meningkatkan produksi motor R25 yang berkapasitas mesin 250cc dengan tujuan pasar ekspor ke beberapa negara di Amerika, Eropa dan Jepang,” kata Menperin melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Sejumlah pimpinan perusahaan besar Jepang yang ditemui antara lain Chairman Inpex Corporation Naoki Kuroda, Representative Director atau Executive Vice President Mitsui & Co Ltd Shintaro Abe dan President Tokyo Gas Michiaki Hirose.
Menperin mencontohkan salah satu perusahaan Jepang, Mitsui yang hampir seratus tahun berinvestasi di Indonesia dan akan terus mengembangkan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dan pelabuhan Tanjung Priok.
Pertemuan itu juga berbuah komitmen beberapa pengusaha besar Jepang untuk menanamkan investasinya di Indonesia, bahkan yang sudah lama berinvestasi di Indonesia akan terus memperbesar jumlah investasinya.
Menurut Menperin, sektor yang akan dikembangkan di antaranya otomotif, infrastruktur, migas, dan kelistrikan.
Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri Dubes RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra, Kepala BKPM Franky Sibarani, dan Ketua Tim Ekonomi Wapres Sofjan Wanandi.
"Jadi tidak hanya memanfaatkan pasar domestik kita, tapi juga punya paradigma ekspor," papar Menperin Saleh Husin.
Selama kuartal pertama hingga ketiga pada 2014, investasi Jepang di Indonesia tercatat sebesar 2,04 milyar dollar AS, di mana angka tersebut menempatkan Jepang pada posisi kedua setelah Singapura yang telah menanamkan modalnya di Indonesia sebesar 4,89 miliar dollar AS pada periode yang sama.
Terkait sektor industri, investasi tertinggi Jepang di Indonesia adalah Industri Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi serta Industri Logam dengan nilai investasi sebesar 880,6 juta dollar AS, serta Industri Mesin dan Elektronik dengan nilai investasi sebesar 384,5 juta dollar AS.
Menperin berharap para investor Jepang terus mengembangkan usahanya di Indonesia, karenanya pemerintah Indonesia terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif, antara lain dengan memberikan kemudahan perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat di BKPM.
Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 846 miliar dollar AS dan populasi sebanyak 240 juta, Indonesia merupakan ekonomi dan pasar terbesar di Asia Tenggara.
Perluasan ekonomi di masa mendatang diharapkan dapat mencapai pertumbuhan yang lebih signifikan mengingat PDB per kapita diperkirakan akan tumbuh empat kali lipat pada tahun 2020.
“Pengusaha Jepang menilai Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang sangat potensial. Terlebih aktivitas perusahaan-perusahaan Jepang saat ini memang banyak yang ingin memperluas investasinya ke sejumlah kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia,” ujar Menperin.
Berdasarkan ASEAN Business Outlook Survey 2014, Indonesia dinilai sebagai negara paling menarik untuk ekspansi bisnis yang diikuti Vietnam dan Thailand.
Diharapkan, Indonesia dapat melanjutkan pertumbuhan ke level yang lebih tinggi sehingga menjadi negara berpenghasilan menengah dan sebagai negara dengan ekonomi terkuat di dunia di samping India dan Republik Rakyat Tiongkok.
"Saya berharap para investor Jepang terus meningkatkan kapasitas produksi dan memperbesar ekspor barang-barang yang diproduksi di Indonesia," tegas Menperin.
Hal ini sekaligus diharapkan turut mengembangkan industri nasional, menciptakan nilai tambah, memperluas lapangan kerja, dan menghasilkan devisa.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: