Gubernur Jabar tegaskan perlu standarisasi batu akik
14 Maret 2015 19:28 WIB
ilustrasi Pameran Batu Akik Pengunjung memilih batu akik yang dipamerkan pada Pameran Batu Mulia di Semarang, Jateng, Rabu (25/2). Pameran yang diikuti sebanyak 72 pengusaha batu mulia dari berbagai daerah di Indonesia itu akan berlangsung hingga 1 Maret mendatang. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Bandung (ANTARA News) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher mengatakan harus ada standarisasi untuk batu akik untuk menghindari penipuan batu akik asli tapi palsu.
"Demam batu akik saat ini harus dikelola dengan baik. Sehingga masyarakat perlu waspada karena kerap terjadi aksi penipuan penjualan batu akik," kata Aher, di Bandung, Sabtu.
Ia menuturkan, ada kemungkinan selama ini penggemar batu akik pemula tidak bisa membedakan mana yang asli dan palsu.
"Tentunya hal ini karena tidak ada standarisasi atau dalam bentuk sertifikasi terhadap batu akik," ujar dia.
Dirinya mengatakan, batu akik bersertifikat akan menguntungkan bagi para pedagang karena punya daya jual yang lebih tinggi dan bisa dijual mahal karena punya sertifikat.
"Sehingga daripada gambling, saya kira lebih baik ada sistem penjaminan melalui sertifikasi," katanya.
Potensi batu akik di Provinsi Jawa Barat sendiri, kata dia, sangat banyak seperti Batu Pancawarna dari Kabupaten Garut dan Batu Lavender dari Kabupaten Sukabumi.
"Tapi potensi kurang tergarap maksimal karena perdagangan batu akik dinilai terlalu bebas tanpa standarisasi," katanya.
"Demam batu akik saat ini harus dikelola dengan baik. Sehingga masyarakat perlu waspada karena kerap terjadi aksi penipuan penjualan batu akik," kata Aher, di Bandung, Sabtu.
Ia menuturkan, ada kemungkinan selama ini penggemar batu akik pemula tidak bisa membedakan mana yang asli dan palsu.
"Tentunya hal ini karena tidak ada standarisasi atau dalam bentuk sertifikasi terhadap batu akik," ujar dia.
Dirinya mengatakan, batu akik bersertifikat akan menguntungkan bagi para pedagang karena punya daya jual yang lebih tinggi dan bisa dijual mahal karena punya sertifikat.
"Sehingga daripada gambling, saya kira lebih baik ada sistem penjaminan melalui sertifikasi," katanya.
Potensi batu akik di Provinsi Jawa Barat sendiri, kata dia, sangat banyak seperti Batu Pancawarna dari Kabupaten Garut dan Batu Lavender dari Kabupaten Sukabumi.
"Tapi potensi kurang tergarap maksimal karena perdagangan batu akik dinilai terlalu bebas tanpa standarisasi," katanya.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: