Albu Ajil, Irak (ANTARA News) - Ribuan tentara Irak mengepung Tikrit di mana para panglima pasukan Irak ini yakin bahwa kemenangan terbesar pemerintah Irak terhadap Irak sudah di depan mata.
"Kini kami tengah bergerak ke fase kedua dari rencana kami," kata Menteri Pertahanan Khaled al-Obeidi kepada wartawan di provinsi Salaheddin yang beribukotakan Tikrit itu.
"Waktu tengah berpihak pada kami, kami yang berinisiatif," sambung dia Kamis waktu setempat yang bertepatan dengan hari ke-11 besar-besaran ke Tikrit.
Tak ada pihak yang mengungkapkan berapa jatuh korban sejak awal operasi terbesar untuk merebut kembali Tikrit yang diduduki ISIS sejak Juni tahun lalu tersebut.
Namun lusinan jenazah diangkut ke selatan menuju Baghdad dan kota suci Syiah di Najaf hampir setiap hari. Ketika pasukan pemerintah berada di atas angin, ISIS melancarkan serangan maut dengan mengandalkan bom bunuh diri, serta menyebarkan ranjau dan petembak jitu.
"Kami tak mau terburu-buru karena kami ingin menghindarkan jatuhnya korban (lebih banyak)," kata Mayor Jenderal polisi Bahaa al-Azzawi kepada AFP di Albu Ajil, yang adalah desa dari mana Tikrit bisa dilihat di seberang Sungai Tigris.
"Tikrit dikepung dari segala penjuru," sambung dia.
Semua kota dan desa di tepi timur sungai itu telah dikuasai pasukan anti-ISIS, Kamis.
Bendera hitam putih ISIS di dinding-dinding ditulisi slogan-slogan kutukan kepada ISIS atau puja-puji kepada kelompok-kelompok milisi Syiah.
Tikrit berada di tepi barat sungai tersebut dan, sampai penjinak ranjau menghamparkan jembatan apung melintas sungai, jembatan terdekat ada di Samarra, sekitar 50 km ke arah selatan, demikian AFP.
Tikrit tinggal menunggu waktu dirampas dari ISIS
13 Maret 2015 15:14 WIB
Anggota milisi syiah Hashid Shaabi bersujud merayakan kemenangan melawan ISIS sementara asap mengepul di kota al-Alam, dekat Tikrit, Selasa (10/3) (REUTERS/Thaier Al-Sudani )
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015
Tags: