Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardjojo di Jakarta menyampaikan bahwa depresiasi atau pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika merupakan hal yang tidak perlu dikhawatirkan.

"Dolar Amerika sedang menguat ke semua mata uang, dan semua ikut tertekan. Kalau Indonesia dibandingkan dengan negara berkembang lain, depresiasi mereka lebih tinggi," kata Agus, Jumat.

Ketika ditemui dalam rapat koordinasi di Kantor Menko Perekenomian, Agus merujuk pada Brasil yang kerap dipandang sebagai negara berkembang utama dunia, karena telah mengalami depresiasi lebih parah dari Indonesia.

Brasil telah mengalami depresiasi mata uang real terhadap dolar Amerika mencapai 12 persen pada tahun 2014, sedangkan year to date sebesar 17 persen, tuturnya menjelaskan.

"Pada tahun 2014 depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika mencapai 1,8 persen, lalu year to date sekitar enam persen. Jika dibandingkan ya kita tidak terlalu buruk," tukas Agus.

Menurut dia, kondisi secara umum memang tengah terjadi penguatan dari dolar Amerika dan ada kecenderungan Fed Fund Rate akan dinaikkan pada Juni tahun ini hingga 2015.

Rencana kenaikan Fed Fund Rate pada Juni mendatang diperkirakan sekitar 0,5-1 persen, dan akan dinaikkan kembali pada 2016 hingga mencapai 2,5 persen.

"Kita harus lebih bersiap pada kondisi itu. Kalau Rupiah secara umum, saya ingin sampaikan bahwa pemerintah masih berupaya untuk menjaga kestabilan moneter," ujarnya menjelaskan.