Stockholm, Swedia (ANTARA News) - Jika Indonesia berniat mendapatkan pesawat tempur JAS39 Gripen buatan SAAB AB, maka varian yang paling mungkin untuk bisa diserahkan dalam waktu cepat adalah JAS39 Gripen C/D, lengkap dengan semua sistem pendukung dan skema bisnisnya.

Hal itu dinyatakan Wakil Presiden Bisnis Aeronotika SAAB AB Jerker Ahlqvist kepada ANTARA News di Stokholm, Kamis waktu setempat.

Indonesia sendiri dikabarkan dalam waktu dekat ini akan segera mengganti armada F-5E/F Tiger II dari daftar arsenal TNI AU.

Satu skuadron F-5E/F Tiger II itu tergabung dalam Skuadron Udara 14 TNI AU yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur.

Pesawat-pesawat tempur itu berasal dari generasi 1980-an yang sebenarnya pernah diremajakan lewat Program MACAN, di Belgia, awal 2000.

Menurut Ahlqvist, lini produksi JAS39 Gripen serie yang diproduksi di hanggar pembuatan di Linkopping, Swedia, paling cepat bisa dibuat secara lengkap adalah JAS39 Gripen C/D.

Dia menilai, kedua varian itu --selain JAS39 Gripen A/B-- juga yang menjadi andalan Wing Pendidikan 7 Angkatan Udara Kerajaan Swedia.

Varian JAS39 Gripen C memiliki kursi tunggal, sedangkan Gripen D bertipe kursi ganda. Varian C/D adalah pengembangan dari varian A/B.

Ahlqvist menyatakan, sejak kontrak pasti pembelian ditandatangani pemesan, maka penyerahan pertama bisa dilakukan kurang dari lima tahun kemudian.

"Waktu sesingkat itu termasuk cepat untuk kontrak pembelian pesawat tempur," kata dia.

Jika yang dipilih varian terkini yang masuk daftar pengembangan SAAB AB, maka itu adalah JAS39 Gripen NG (Next Generation) alias JAS39 Gripen E/F yang basis avionika dan fuselage-nya adalah JAS39 Gripen C/D.

Penyebutan kode varian NG adalah untuk kepentingan eksport dan investasi SAAB AB bagi JAS39 Gripen E/F untuk Angkatan Udara Brasil yang mulai empat tahun lagi.

Negara itu menempuh skema kemitraan lengkap dengan SAAB AB untuk memperkuat armada udara kelas multiperanini setelah membuka tender pengadaan yang juga diikuti Dassault Rafale dari Prancis.

"Akan tetapi, tahun penyerahannya menjadi 2020 atau 2030. Apa pun yang akan diputuskan, masih dalam tahap pembicaraan dengan Indonesia,” kata Ahlqvist.