Jakarta (ANTARA News) - Wakapolri Komjen Badrodin Haiti mengatakan bahwa keenam belas WNI ditahan di Turki bukanlah 16 WNI yang hilang dari rombongan biro jasa perjalanan Smailing Tour.

"16 WNI yang ditahan di Turki bukan rombongan Smailing Tour, identitasnya berbeda," kata Badrodin, di Jakarta, Jumat.

Pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk mendapatkan data WNI-WNI yang ditahan tersebut.

Selain itu pihak Polri juga berencana mengirimkan para personelnya ke Turki untuk mencari secara langsung. Terkait hal ini, Polri berkoordinasi dengan Kemlu dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

"Kerja sama dengan Kemlu dan BNPT untuk kirim personel Polri ke Turki," katanya.

Sebelumnya juru bicara Kemenlu Turki menyatakan aparat keamanan Turki menahan 16 warga Indonesia yang mencoba menyeberang ke Suriah pada Kamis (12/3).

Ke-16 WNI tersebut terdiri dari tiga keluarga. Rute yang mereka tempuh untuk menuju Suriah biasa digunakan para simpatisan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Meski demikian, belum dapat dipastikan apakah ke-16 WNI itu hendak bergabung dengan ISIS.

"Ke-16 orang ini kini ditahan di pusat penahanan. Kami mendapat informasi bahwa Kedutaan Besar Indonesia di Ankara telah berhubungan dengan mereka," ujar juru bicara Kemenlu Turki, Tanju Bilgic.