Tentara Nigeria usir petempur Boko Haram dari Adamawa
13 Maret 2015 06:38 WIB
Tentara Nigeria memperlihatkan bendera Boko Haram yang mereka sita dari kota Damasak yang baru saja mereka rebut di Nigeria, Rabu (18/3). Tentara Chad dan Nigeria merebut kota tersebut dari militan Boko Haram awal pekan ini. Tentara Nigeria mengatakan mereka telah mengusir Boko Haram dari semua daerah kecuali tiga distrik pemerintahan daerah di timur laut, mengklaim kemenangan atas serangan terhadap pemberontak Islamis dalam kurun waktu kurang dari dua minggu sebelum pemilu presiden. (REUETRS/Emmanuel Braun)
Lagos (ANTARA News) - Tentara Nigeria telah mengusir anggota Boko Haram dari Madagali, kota kecil terakhir yang dikuasai gerilyawan fanatik di Negara Bagian Adamawa di bagian timur-laut Nigeria, kata seorang pejabat pada Kamis (12/3).
Di dalam satu pernyataan yang salinannya diperoleh Xinhua di Lagos, pusat ekonomi di negeri tersebut, Juru Bicara Lembaga Pertahanan Nigeria Chris Olukolade --yang telah melakukan perjalanan ke wilayah di bagian timur-laut Nigeria-- mengatakan tak ada korban jiwa di pihak pasukan Pemerintah Nigeria.
Pasukan keamanan meliputi personel dari Angkatan Darat, Angkatan Udara dan lembaga lain keamanan.
Olukolade mengatakan pembersihan masih berlangsung, dan perincian lebih lanjut akan diberikan oleh Markas Pertahanan.
Sementara itu, Organisasi Kampanye Presiden --Semua Kongres Progresif (APC)-- telah memuji kemenangan baru-baru Angkatan Bersenjata dalam perang melawan petempur Boko Haram.
Juru Bicara partai itu Garba Shehu mengatakan prestasi tersebut patut dipuji. Ia menyatakan tak seorang pun dapat berpura-pura tak peduli dengan kemajuan sangat besar itu, yang telah dicapai oleh militer dalam perang kontra-perlawanan di bagian timur-laut negeri tersebut.
"Angkatan Bersenjata, melalui kerja sama dengan pasukan multinasional yang terdiri atas personel militer dari negara tetangga di Afrika, telah mencatat sejumlah kemenangan penting dalam perang melawan Boko Haram," ia menambahkan.
"Sebanyak 36 wilayah yang tadinya dikuasai oleh gerilyawan telah direbut kembali selama beberapa pekan belakangan. Ini patut dipuji. Kami mengucapkan selama kepada Angkatan Bersenjata kita," katanya.
Shehu bertanya-tanya mengapa Pemerintah Federal memerlukan waktu demikian lama untuk melancarkan tingkat kekuatan saat ini melawan gerilyawan.
Ia mengatakan pemerintah membiarkan masalah itu berlarut-larut terlalu lama, sehingga merenggut ratusan nyawa dan membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal di bagian timur-laut negeri tersebut.
(Uu.C003)
Di dalam satu pernyataan yang salinannya diperoleh Xinhua di Lagos, pusat ekonomi di negeri tersebut, Juru Bicara Lembaga Pertahanan Nigeria Chris Olukolade --yang telah melakukan perjalanan ke wilayah di bagian timur-laut Nigeria-- mengatakan tak ada korban jiwa di pihak pasukan Pemerintah Nigeria.
Pasukan keamanan meliputi personel dari Angkatan Darat, Angkatan Udara dan lembaga lain keamanan.
Olukolade mengatakan pembersihan masih berlangsung, dan perincian lebih lanjut akan diberikan oleh Markas Pertahanan.
Sementara itu, Organisasi Kampanye Presiden --Semua Kongres Progresif (APC)-- telah memuji kemenangan baru-baru Angkatan Bersenjata dalam perang melawan petempur Boko Haram.
Juru Bicara partai itu Garba Shehu mengatakan prestasi tersebut patut dipuji. Ia menyatakan tak seorang pun dapat berpura-pura tak peduli dengan kemajuan sangat besar itu, yang telah dicapai oleh militer dalam perang kontra-perlawanan di bagian timur-laut negeri tersebut.
"Angkatan Bersenjata, melalui kerja sama dengan pasukan multinasional yang terdiri atas personel militer dari negara tetangga di Afrika, telah mencatat sejumlah kemenangan penting dalam perang melawan Boko Haram," ia menambahkan.
"Sebanyak 36 wilayah yang tadinya dikuasai oleh gerilyawan telah direbut kembali selama beberapa pekan belakangan. Ini patut dipuji. Kami mengucapkan selama kepada Angkatan Bersenjata kita," katanya.
Shehu bertanya-tanya mengapa Pemerintah Federal memerlukan waktu demikian lama untuk melancarkan tingkat kekuatan saat ini melawan gerilyawan.
Ia mengatakan pemerintah membiarkan masalah itu berlarut-larut terlalu lama, sehingga merenggut ratusan nyawa dan membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal di bagian timur-laut negeri tersebut.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015
Tags: